Lalu zaman semakin modern, koneksi antar benua diperlukan, maka ditemukan lagi kendaraan yang lebih canggih dari pada sebelumnya seperti pesawat, helikopter, roket, kapal selam, kapal pesiar, mobil, kereta api dengan kelajuan super cepat dan lain sebagainya.
Saya mengumpamakan agama-agama itu ibarat kendaraan tidaklah harus sama persis dengan kendaraan transportasi yang biasa kita gunakan, hanya saja dengan perumpamaan itulah yang mudah untuk memberikan pemahaman kepada kita bahwa tujuan utama bukanlah agama itu sendiri, tetapi adalah bagaimana meraih kecintaan Tuhan dan pada akhirnya kita akan kembali kepada-Nya.
Setiap orang bebas untuk memilih mau menggunakan kendaraan jenis apapun untuk sampai ke tempat tujuan. Ia boleh memilih kendaraan yang sesuai dengan keinginannya. Mungkin kendaraan itu ada yang berjalan lambat, kecepatan sedang dan kecepatan sangat laju. Atau bahkan ada juga orang yang tidak mau memakai kendaraan sekalipun tetapi cukup hanya dengan berjalan kaki.
Misalnya, kita dari Medan mau pergi ke Jakarta, maka alternatif kendaraan yang bisa digunakan antara lain pesawat, kapal laut, sampan, mobil angkutan umum, mobil pribadi, sepeda kayuh dan sepeda motor. Mungkin bisa juga dengan naik kuda atau berjalan kaki, tetapi sudah bisa dipastikan akan lama sekali baru sampai ke tempat tujuan, bahkan mungkin belum sampai sudah binasa duluan.
Dan setiap perjalanan kendaraan tidak selamanya lancar karena ada banyak faktor yang menjadi kendala, mungkin ada kendaraan yang sudah tidak sehat karena telah banyak terjadi kerusakan, mungkin juga faktor ada beberapa penumpangnya yang tidak mau taat aturan, suka bergaduh dengan penumpang lain atau umumnya terjadi human error.
Karena manusia terlahir di muka bumi ini sudah ada sejak lama, mungkin sejak ratusan ribu tahun yang silam, bahkan mungkin jutaan tahun yang lalu, sehingga Tuhan tidak mungkin diam saja tanpa membimbing makhluk ciptaan-Nya. Untuk membimbing umat manusia Dia mengutus hamba-hamba pilihan-Nya dari antara umat manusia sesuai dengan keadaan zamannya.
Isyarat inilah yang terdapat di dalam Alqur'an yang berbunyi, "Bagi setiap umat kami kirimkan rasul" (Q.S. Yunus: 47). "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau, dari antara mereka ada sebagian yang Kami ceritakan kepada engkau, dan dari antara mereka ada sebagian yang tidak Kami ceritakan kepada engkau" (Q.S. Al-Mukmin: 78). Kemudian di beberapa sabda Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mengirim tidak kurang dari 124,000 nabi ke dunia ini.
Oleh karena itulah terlahir pendiri-pendiri agama terdahulu yang merupakan utusan Sang Pencipta untuk membimbing umat manusia pada zamannya, sejarah lahirnya agama terdekat yang bisa kita temui sekitar 8,000-10,000 tahun ke belakang, yakni Brahmanisme, menurut beberapa literatur yang memuat pendapat para ilmuwan bahwa Brahma itu sama juga dengan Ibrahim yang termaktub dalam Alqur'an.
Dari antara keturunan Ibrahim telah lahir juga agama turunan seperti Yudaisme, yang berasal dari Yudea dan Israil kuno, kemudian nabi-nabi Bani Israil juga menganut agama Yahudi yang berlandaskan kepada Kitab Taurat.
Kedatangan Yesus juga tidak terlepas dari nubuwatan yang ada di dalam Taurat, walaupun pada masa kini Yesus identik dengan ajaran agama Nasrani.
Semua wujud-wujud yang diagungkan oleh agama-agama tersebut saling berkaitan dengan Abraham atau Ibrahim sebagai bapaknya para nabi, termasuk juga kedatangan Nabi Muhammad yang membawa agama Islam merupakan salah satu bentuk pengabulan doa dari Nabi Ibrahim untuk anak keturunan beliau.