Maafkan aku Kebumenku
Di tanah penuh berkah ini
Tanah air tumpah ruah
Aku berdiri menatap diri
Tertawa dalam kebodohan tanpa arti
Melangkah dalam arogansi tanpa rendah hati
Padahal aku santri yang dilahirkan di tanah ini
Tanah Kebumen...
Tanah surga para pahlawan
Tanah surga jiwa-jiwa penuh cahaya iman
Tanah surga para bibit ulama menempa diri
Tanah surga bersirah putih, bersarung hitam menawan
Maafkan aku Kebumenku
Karena lupa daratan bahkan lautan
Tak menghayati niat dan tujuan di pesantrenkan
Membiarkan air mata ibu dan keringat ayah tumpah tersia-siakan
Maafkan aku Kebumenku
Aku tau engkau berduka
Apabila memandang kelakuanku yang melenceng dari sloganmu
Yaitu Kebumen beriman
Aku tau engkau terluka
Yang memandang diriku terkapar tak berdaya menghadapi tantangan perkembangan zaman
Wahai diriku yang berdosa
Kembalilah ke fitrah manusia
Dengan segunung penyesalan tanpa putus asa
Karena Allah senantiasa memaafkan hamba-hamba pendosa
Wahai diriku yang ternoda
Tanamkanlah dengan kuat dalan jiwa
Bahwa naluri santri menyatu dengan jiwa ragaÂ
Mengalir dalam darah merah bergelora
Mengakar di tulang putih kuat bertenaga
Katakanlah bahwa santri indah berbudi pekerti
Dipandang mata menyejukkan hati
Mengibarkan sayap, mengayomi umat, dan menebar rahmat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H