Tokoh pemikir Mesir, seperiti Muhamad Imarah dan Thariq Bisyri pun, menolak kudeta Mesir. Mereka berpendapat bahwa Mesir harus kembali ke konstitusi hasil referendum, dimana 62% rakyat menyetujuinya.
Namun mengapa Asisi tetap tidak bergeming ? Dan terus melakukan pembantaian ?
Karena Asisi mewakili kepentingan Amerika dan Israel, yang tidak ingin lahirnya Turki baru. Turki sudah mengguncangkan Eropa. Dan Mesir harus dihancurkan sebelum mengguncangkan Timur Tengah.
Asisi memwakili kepentingan kroni Mubarak, yang menguasai 45 persen kendali ekonomi Mesir, Mereka tidak ingin kendali itu lepas lalu dihancurkan oleh revolusi 25 Januari.
Sisi juga mengetahui jika dia mundur atau menarik diri akan menyebabkan dirinya kehilangan kekuatan dan harus lari serta mengakhiri masa depannya untuk selama-lamanya ke dalam tanah. Ia akan menghapus sejarah keluarganya dan anak-anaknya dari Mesir.
Dan kita tahu bahwa Sisi tidak akan mundur dari sikapnya, ia akan terus melanjutkan pembantaiannya dengan mengandalkan posisi dan jabatannya. Dia tidak memiliki kekuatan kecuali senjata pembunuh pembantaian dan penumpahan darah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H