Para Ulama salaf pun ada yang bermitra dengan penguasa. Penguasa menjadikan mereka sebagai penasihat dan hakim. Ada ulama salaf yang mau menerima kekuasaan dan ada juga yang menolaknya.
Namun para ulama Salaf tidak pernah melakukan pemberontakan dengan peperangan kepada penguasa. Sebab selama penguasa masih menjalankan shalat maka tidak diperbolehkan melakukan pemberontakan. Semua berpolitik dengan mengungkapkan nasihat, beradu argemen dan pendapat dengan hikmah dan kadang memekakan telinga para penguasa.
Perbedaan sikap mereka dalam berinteraksi dengan para penguasa bukan asal berbeda. Tetapi mereka berpegang pada sebuah prinsip yang sudah disepakati oleh para pakar ilmu syariah yaitu menjaga dan mengembangkan akal, harta, jiwa, darah dan kehormatan manusia.