Berdasarkan pengamatan di sekitar lokasi pengukuran bahwa ditemukan banyak sumur dengan muka air tanah dekat dengan permukaan tanah namun memiliki rasa payau atau asin.Â
Di sekitar lokasi juga terdapat sumur bor artesis dengan kedalaman 90 meter yang berasa payau, hal ini terjadi disebabkan oleh kesalahan pada saat konstruksi sumur sehingga air asin bercampur dengan air tawar.
Berdasarkan hasil analisis data dan untuk menghindari rasa payau maka peletakan screen dipasang pada lapisan di kedalaman 62,29-96,71 meter.
Teridentifikasinya beberapa lapisan akuifer pada titik pengukuran geolistrik maka lokasi pengukuran sangat baik untuk dilaksanakan pengeboran sumur dalam.
Dan Potensi air tanah di sekitar geolistrik desa Klaseman teridentifikasi di kedalaman 62,29-96,71 meter. Potensi debit air tanah sebesar 4,3 liter/detik.
Secara umum kondisi di daerah desa tertinggal selain penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan, sumber air bersih juga sulit dijumpai. Air permukaan yang biasanya digunakan, pada umumnya air musiman hanya ada pada waktu musim penghujan.
Pada musim kemarau umumnya penduduk mengambil kebutuhan airnya. Salah satu cara untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih dapat ditempuh dengan membuat pembangunan sumur bor dalam yang diawali dengan kajian hidrogeologi permukaan dan pendugaan geolistrik (geofisika) di sekitar rencana lokasi titik bor terpilih (seperti pembahasan artikel diatas).
Kajian hidrogeologi dan geofisika ini harus dilakukan secara cermat dengan cara mengevaluasi data pustaka dan lapangan agar dapat memenuhi harapan yang diinginkan yaitu tersedianya akses air bersih yang layak dan aman.
Dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur telah melakukan upaya semaksimal mungkin dalam rangka mencari dan mengkaji pontensi sumur air tanah di daerah daerah rawan kekeringan guna pemenuhan ketersediaan akses air bersih, terutama untuk masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H