Kedalaman 8,91-16,14 meter diidentifikasi berupa lapisan tufa pasiran dengan nilai resistivitas 80,25 m. Lapisan ini baik sebagai media pengaliran air tanah.
Kedalaman 16,14-33,15 meter diidentifikasi berupa lapisan tufa lempungan dengan nilai resistivitas 15,51 m. Kedalaman 33,15-68,23 meter diidentifikasi berupa lapisan breksi dengan nilai resistivitas 132,86 m, batuan bersifat keras.
Kemudian kedalaman 68,23-86,61 meter diidentifikasi berupa lapisan tufa pasiran dengan nilai resistivitas 67,24 m. Lapisan ini baik untuk menjadi lapisan akuifer. Sementara kedalaman 86,61-150 meter diidentifikasi sebagai lapisan breksi gunungapi hingga lava, yang bersifat keras.
Lapisan tufa pasiran berpotensi sebagai lapisan akuifer, sedangkan lapisan tufa lempungan dan breksi gunungapi yang memiliki sifat kedap terhadap air sangat baik untuk menahan air sehingga akuifer akan bersifat tertekan.Â
Berdasarkan pengamatan di sekitar lokasi pengukuran yang menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya sumur gali dan sumur dalam maka lapisan tufa pasiran di kedalaman 8,91-16,14 meter tidak berpotensi adanya air tanah.Â
Potensi air tanah diduga berada pada lapisan tufa pasiran di kedalaman 68,23-86,61 meter dengan tebal lapisan 18,38 meter. Dan Potensi air tanah di sekitar titik geolistrik Bulujaran Lor teridentifikasi di kedalaman 68,23-86,61 meter dengan Potensi debit air tanah sebesar 2,3 liter/detik.
Sementara Di Desa Klaseman, Kecamatan Gending berada pada wilayah yang produktivitas akuifernya (Kandungan air tanah) tinggi dengan penyebaran luas.
Litologi batuan di titik geolistrik Desa Klaseman berada pada formasi Batuan Alluvium (Qa) dengan batuan penyusunnya didominasi lapisan pasir. Lokasi titik geolistrik Desa Klaseman yang dekat dengan pantai maka lapisan batuan mulai kedalaman 0-150 meter didominasi oleh lapisan pasir.
Permukaan tanah didaerah sekitar juga tergenang oleh air yang berasal dari tambak udang atau ikan yang bersifat asin atau payau, sehingga mempengaruhi tingkat kadar garam air tanah hingga kedalaman 7,15 meter. Pada kedalaman tersebut nilai resistivitas lapisan hanya sebesar 0,14-0,26 m untuk lapisan batuan berupa pasir.Â
Hal tersebut menunjukkan banyaknya garam-garam yang bersifat konduktor terhadap arus listrik di lapisan pasir sehingga nilai hambatan bernilai sangat rendah.
Pada kedalaman 7,15 meter hingga 145,91 meter ada kenaikan nilai resistivitas yang signifikan sehingga diduga kadar garam yang berasal dari air laut di lapisan batuan berkurang. Di kedalaman 145,91-50 meter kecenderungan resistivitas mengalami penurunan yang signifikan kembali. Hal ini diduga pada lapisan tersebut terdapat air asin atau payau.