Masyarakat setempat sendiri, baik orang awam ataupun pejabat resmi, baik langsung atau secara diam-diam, sangat menyambut positif  semua aktivitas berkaitan dengan CLC beserta program-program di dalamnya. Malah terkadang mereka pun ikut belajar dan menikmati proses yang berjalan. Sebab tidak dapat dipungkiri: manfaat dari semua ini bukan hanya bagi komunitas CLC, tapi juga bagi warga setempat. Misalnya, anak-anak itu tidak berkeliaran tanpa pendidikan, yang itu sangat potensial menimbulkan gejala sosial.
Terakhir, tiga hari lalu, saya mendampingi lima dosen dari Indonesia ke CLC Hanim. Mereka mau meneliti tentang CLC di Sabah. Salah seorang di antaranya sempat bertanya, "Apakah semangat keindonesiaan anak-anak CLC tidak luntur karena lahir dan besar di Sabah?"Â Sambil tersenyum, saya menjawab singkat: "Nanti kita lihat sendiri di CLC Hanim...."
Sesampai di lokasi, dosen-dosen itu begitu terkejut dengan sambutan hangat para pelajar SD dan SMP di sana. Apalagi saat mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya. Walau terdengar kurang kompak, suara mereka tetap lantang sehingga membuat sang dosen menggeleng-gelengkan kepala. "Luar biasa, tak terbayangkan,"Â ujarnya kagum. Â Â Â
Ya, para pelajar itu memang lahir dan tumbuh di Malaysia Timur. Mereka belajar dan tahu tentang Indonesia dengan berbagai keterbatasan. Tapi dengan kesungguhan belajar mereka yang tinggi, sambil dibimbing guru-guru andalan (yang bisa jadi lebih aktif dan inovatif dari guru-guru penggerak di tanah air), para pelajar itu akhirnya tahu dan sangat cinta akan Indonesia, yang akan menjadi tempat tujuan belajar mereka setamat dari SIKK atau CLC. Sebab Indonesia, bagi mereka, adalah negeri yang tak terlupakan.
Dalam perjalanan pulang dari CLC Hanim, kami mendengar lantunan lagu "Tanah Airku" karya Ibu Soed yang sangat terkenal itu. Bulu kuduk pun merinding: Tanah airku tidak kulupakan, Kan terkenang selama hidupku, Biarpun saya pergi jauh, Tidak kan hilang dari kalbu, Tanah ku yang kucintai, Engkau kuhargai....
Kota Kinabalu, 20 Mei 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H