Dengan berubah-ubah kurikulum sangat menyulitkan guru untuk menaikkan standar mengajar mereka, karena guru juga di tuntut harus mampu berkreasi dan inovatif dalam mengajar sedangkan tugas administrasi juga menumpuk yang menyebabkan jam belajar guru menjadi berkurang.
Oleh karena itu, cobaan pertama guru matematika yaitu di sekolah SMP karena saat SMP anak didik harus mampu memahami matematika dengan baik mengingat mereka akan sekolah SMA yang lebih tinggi ilmu matematika nya.
Bahasa lain saat SMP otak anak didik kembali ke nol mengingat apapun yang diajarkan semuanya tidak tau. Oleh sebab itu, kepala sekolah dan juga kepala dinas terkait untuk lebih memperhatikan kondisi anak didik sekarang dan jangan hanya peduli dengan dana bos yang besar.
Khusus di Aceh, provinsi yang termiskin di pulau Sumatra tentu mempunyai banyak kekurangan terutama tentang literasi matematika. Karena di Aceh nilai untuk masuk perguruan tinggi negeri masih kurang banyak dengan provinsi di pulau Jawa.Â
Hal ini dapat di maklumi mengingat Aceh masih jauh kualitas pendidikannya khusus tentang ilmu matematika. Ingat, kualitasnya yang kurang bukan uang mengingat Aceh terus mengelontorkan dana yang banyak untuk memajukan pendidikan Aceh namun masih kalah saing juga dengan provinsi lain padahal sudah hampir sepuluh tahun Aceh menerima dana Otsus dari pemerintah pusat.
Tidak maju-maju ilmu matematika di Aceh sebab orang memimpin dinas terkait tidak mengetahui masalah pendidikan di Aceh dan cenderung skeptis terhadap nasehat para ahli pendidikan. padahal pendapat para ahli lah yang harus di pertimbangkan dalam membuat suatu peraturan atau kegiatan untuk kemajuan pendidikan matematika di Aceh.
Bukan membuat suatu kegiatan hanya sekedar menghabiskan anggaran dan tidak ada lanjutan untuk evaluasi kegiatan tersebut. Sehingga tidak bermanfaat atau tidak ada efek terhadap pendidikan ilmu matematika di Aceh.
Tulisan ini di dedikasikan untuk guru ku
SD gunong Kleng 1999 - 2005
SMP 2 Meurebo 2005-2008
SMA 1 Meurebo 2008-2011