Beberapa hari ini sedang banyak pembahasan tentang kongres PSSI yang akan memilih Ketua umum baru mengingat Ketua Umum lama pak Iwan mengundurkan diri atas desakan netizen karena tidak becusnya mengurus pertandingan bola.
Puncaknya terjadi peristiwa tragis di stadion Kanjuruhan Malang yang mengakibatkan seratusan lebih supporter bola meninggal akibat dari jadwal bola terlalu malam dan tidak adanya SOP yang digunakan dengan baik oleh panitia pelaksana pertandingan.
Akibat peristiwa tersebut mengakibatkan kompetisi  liga 1 ,liga 2 dan liga 3 tidak berjalan selama satu bulan lebih. Dan semenjak itu PSSI memutuskan liga 1 dilanjutkan kembali dengan tidak adanya sistem degradasi dan liga 2 dan liga 3 di hentikan.Â
Hal ini mengakibatkan terjadinya pertandingan ecek - ecek yang dimanfaatkan tim lemah untuk memenangkan tim tertentu dan tentunya bayaran uang atau di kenal dengan match fixingÂ
Dengan keputusan yang kontroversial tersebut maka PSSI menjadi sorotan seluruh insan sepakbola Indonesia. Apalagi baru beberapa pekan yang lalu Indonesia gagal masuk final piala AFF.
 Oleh karena itu, perlu nanti adanya ketua umum baru yang mempunyai kapasitas mumpuni untuk kembali kejayaan sepakbola bola Indonesia.Â
Tentu orang tersebut harus mengerti dan memahami kemauan supporter bola dan standar atau aturan yang digunakan juga sesuai dengan aturan sepakbola FIFA.
Orang yang akan memimpin PSSI juga seseorang yang tidak ada kepentingan di sepakbola artinya seseorang yang bukan salah satu pemilik dari klub bola.
Mengingat selama ini anggota Exco PSSI ada yang menjabat sebagai presiden klub bola. Hal ini yang merusak suasana maka sebaiknya ketua umum PSSI harus orang yang terhindar dari kepentingan pribadi.
Oleh karena itu, Ketua umum baru PSSI harus juga mempunyai pengetahuan yang lebih mumpuni tentang sepakbola dan mempunyai rencana masa depan atau rencana jangka panjang supaya Indonesia dapat meraih target untuk masuk piala dunia.Â
Apalagi piala dunia 2026 sudah memakai skema 48 tim, yang mana peluang untuk lolos seleksi bagi Indonesia cukup besar.
Selain itu,ketua umum baru PSSI harus berani memasukkan atau mempunyai sekolah bola atau semacam akademi bola bagi anak - anak Indonesia yang memiliki talenta yang lebih.Â
Karena hanya dengan ada akademi bola maka sepakbola bola Indonesia akan melahirkan pemain kelas dunia sebab selama ini Indonesia cuma ada sekolah bola yang mana tidak maksimal karena di sekolah bola anak-anak cuma di ajarin teknik bermain bola.
Namun, tidak ada kontrol terhadap makanan, suplemen sehingga fisik anak-anak sekolah bola sekarang lemah atau tidak sanggup bertahan 90 menit untuk lebih tampil stabil stamina mereka.
Sehingga dapat dilihat dari pemain liga 1 yang mana pemain Indonesia akan kehilangan stamina di menit-menit akhir yang mengakibatkan tim yang mereka bela akan kalah.Â
Sedangkan pemain asing stamina mereka tetap stabil alias tidak loyo jika bermain 90 menit. Efeknya mereka pemain asing menjadi pilihan utama bagi tim yang ingin menang di liga 1 Indonesia.
Intinya ketua umum baru PSSI adalah seseorang yang bisa merangkul, memahami dan mau melakukan inovasi demi kemajuan sepak bola Indonesia.
Untuk sekedar mengingat bahwa penduduk Indonesia dua ratus juta lebih masak 12 pemain terbaik tidak didapatkan untuk Timnas, sangat berbeda dengan Kroasia negara yang penduduknya tidak sampai 10 juta orang, tapi mampu menjadi juara tiga piala dunia 2022 dan Juara dua piala dunia tahun 2018.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H