Pada pertandingan perebutan juara ketiga atau medali perunggu cabang olahraga sepakbola Indonesia melawan Malaysia. Pada babak pertama kedua tim bermain sama kuat yaitu seri.
Baru babak kedua, timnas U-23 Â Indonesia maupun Malaysia mencetak gol. Indonesia pertama mencetak gol di menit 64 melalui pemain termuda Madura united yaitu Ronaldo Kwateh dan di samakan oleh pemain Malaysia pada menit 80.
Setelah melalui babak  perpanjangan waktu yaitu 2x15 menit akhirnya wasit meniup peluit tanda berakhirnya babak perpanjangan waktu.
Sehingga babak penentuan harus dilakukan babak tendangan penalti. Pada tendangan pertama tendangan dari pemain Malaysia berhasil ditepis oleh Ernando kiper Indonesia.
Walaupun, tendangan Malaysia berhasil ditepis. Pemain Indonesia Asnawi sebagai penendang pertama juga gagal dalam eksekusi penalti karena tendangan nya mengenai mistar gawang Malaysia.
Oleh karena itu, skor tetap imbang yaitu sama nol. Sebab kedua penendang dari dua tim sama-sama tidak gol.
Pada tendangan kedua Malaysia dan Indonesia sama-sama gol. Sehingga skor tetap imbang  1-1. Pada tendangan ketiga Malaysia gagal mencetak gol, sedangkan Indonesia berhasil maka skor menjadi 1-2 untuk kemenangan sementara untuk Indonesia.
Akhirnya tendangan ke empat dan ke lima kedua tim sama-sama mencetak gol maka dengan itu Indonesia memenangkan tendangan penalti dengan skor 3-4 untuk Indonesia.
Dari babak penalti Indonesia seharusnya harus belajar lagi dalam hal tendangan penalti. Jika bisa sudah saatnya Indonesia berkonsultasi dengan ahli saraf supaya pemain Indonesia mampu menendang semua gol dalam babak penalti.
Karena dari hasil pertandingan Malaysia dan Indonesia, hampir saja Indonesia dikalahkan jika Malaysia mampu mencetak seluruh gol dari penendang mereka.