Mohon tunggu...
Nasrul
Nasrul Mohon Tunggu... Guru - nasrul2025@gmail.com

Pengajar sains namun senang menulis tentang dunia pendidikan, bola dan politik, hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Saatnya Pemain Bola Indonesia Belajar seperti Pemain Liverpool dalam Mengeksekusi Penalti

17 Mei 2022   11:46 Diperbarui: 17 Mei 2022   11:55 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Liverpool Jurgen Klopp (detik.com)

Baru beberapa hari yang lalu Tim Liverpool mendapatkan gelar kedua yaitu piala FA. Hal menarik adalah lawan yang dihadapi merupakan lawan yang sama yaitu Chelsea, juga lawan yang sama pada perebutan gelar piala liga yang terjadi sebulan yang lalu.

Menariknya, dari kedua final yang Liverpool alami dengan Chelsea yaitu sama-sama melalui tendangan penalti. 

Pada final pertama yaitu perebutan piala liga, semua pemain Liverpool mampu membuat goal pada setiap tendangan dari pemainnya. Sedangkan Chelsea hanya kipernya Kepa yang gagal membuat goal.

Oleh karena itu, gelar piala liga jatuh kepada Liverpool. Dan babak tendangan penalti terjadi kembali pada saat perebutan gelar piala FA Cup. Saat itu, hanya Sadio Mane yang gagal membuat goal, sedangkan Chelsea yang gagal mencetak gol adalah Azpilicueta dan mason Mount. 

Dengan demikian maka yang berhasil mendapatkan gelar piala FA Cup adalah Liverpool. Sedangkan Chelsea kembali menjadi juara kedua dari dua final yang mereka hadapi.

Dikutip dari media online pelatih Liverpool Jurgen Klopp mengaku menggunakan ahli saraf untuk pemainnya dalam mengeksekusi tendangan penalti.

Kata Jurgen Klopp dari hasil pertandingan di piala FA Cup bahwa" ...kami bekerjasama dengan perusahaan ilmu saraf, yang mengatakan bahwa mereka benar-benar dapat melatih penembak penalti".(sumber 1)

Dari pernyataan pelatih Liverpool Jurgen Klopp dapat diambil pelajaran bahwa untuk membuat pemain bola mampu mencetak gol tidak lah mudah. Namun, harus bekerjasama dengan sebuah perusahaan atau ilmuwan syaraf yang bisa membuat mental pemain mampu menjadi penembak penalti yang handal.

Oleh karena itu, sudah selayaknya pemain bola Indonesia atau tim bola Indonesia untuk bisa bekerjasama dengan perusahaan ilmu saraf supaya dapat melatih pemain bola mampu mencetak gol pada saat tendangan penalti.

Sebab selama ini tim nasional atau klub bola Indonesia sering kalah bersaing dengan tim luar negeri dalam hal tendangan penalti. 

Sehingga jika terjadi babak adu penalti pelatih akan memilih lima pemain  akan menjadi penendang utama. Namun,jika lima orang pemain utama semua nya mampu mencetak gol dari kedua tim yang bertanding maka pelatih dibuat pusing karena tidak semua pemain mampu mencetak gol dengan meyakinkan.

Ada dua solusi yang mungkin untuk timnas Indonesia dan klub bola yang berlaga di Indonesia untuk membuat pemainnya mampu mencetak gol.

 Pertama, timnas atau klub bola harus bekerjasama dengan perusahaan ilmu saraf yang kredibel dan mampu membuat pemain mencetak gol pada laga - laga penting. 

Mengapa Liverpool memilih perusahaan ilmu saraf?. Karena masalah pemain saat mau menendang penalti adalah masalah saraf yaitu mental pemain itu sendiri. Oleh karena itu, tidak heran Liverpool harus menyewa perusahaan saraf karena hanya perusahaan ilmu saraf yang paham dengan kondisi saraf atau mental pemain.

Sebab saat menendang penalti, memang mental pemain harus benar-benar kuat, karena hanya mental yang kuat yang bisa mengendalikan emosi dan mampu konsentrasi saat peluit wasit ditiup saat mau menendang bola.

Kedua, jika biaya untuk mendatangkan perusahaan ilmu saraf mahal, maka klub dan timnas Indonesia bisa berkonsultasi sama ahli saraf. Sebab ahli saraf di Indonesia sangat melimpah dan tentu biaya yang digunakan tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan menggunakan jasa perusahaan ilmu saraf.

Karena memang babak penalti menjadi momok menakutkan bagi pemain Indonesia. Hal ini dapat dilihat belum ada gelar mayor untuk Indonesia pada tahun ini di bidang sepakbola.  Semoga Indonesia bisa belajar dari Liverpool.

Sumber 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun