Mohon tunggu...
Nasrul
Nasrul Mohon Tunggu... Guru - nasrul2025@gmail.com

Pengajar sains namun senang menulis tentang dunia pendidikan, bola dan politik, hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dilihat dari Sejarah Hubungan Bilateral Indonesia - Rusia, Indonesia Tidak Enak jika Tidak Mengundang Rusia di KTT G20 Bali

30 Maret 2022   23:09 Diperbarui: 30 Maret 2022   23:25 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia menjadi sorotan dunia dalam beberapa minggu ini karena Indonesia menjadi tuan rumah G20 di Bali sekaligus sebagai presiden G20 untuk tahun ini. Sorotannya bukan pentingnya kegiatan G20 dalam kemajuan ekonomi global namun masalah Rusia di undang atau tidak ke Indonesia mengingat Rusia sekarang lagi banyak yang benci terutama Negara Barat yang  di sebabkan oleh kelakuan Rusia yang menginvasi Ukraina.

Indonesia sebagai tuan  rumah   dan sebagai presiden G20  pasti dilema mengingat Rusia selain sebagai anggota G20 juga sebagai sahabat baik Indonesia pada awal -- awal kemerdekaan sampai sekarang.selain itu, Rusia juga sangat berjasa atas kemajuan dalam bidang militer bagi Indonesia sehingga pasti bapak presiden Indonesia tidak enak jika tidak mengundang Rusia.

Akan tetapi Amerika Serikat menyarankan Rusia di keluarkan dari G20. Dengan kejadian begini bapak presiden harus bersikap tegas dan netral dan buktkan bahwa Indonesia Berdaulat dan tidak bisa di ddikte oleh Amerika serikat. Sebab ini bukan hanya masalah G20 tapi ini masalah harga diri bangsa.

Apa pentingnya Negara Rusia bagi Indonesia?. Sedikit sejarahnya, Negara Rusia merupakan pecahan Uni Soviet Bentukan lenin, dan perlu diketahui bahwa Indonesia dan Uni Soviet zaman dahulu sangat mesra dan dekat. Walaupun Indonesia Negara nonblok namun Indonesia pernah di embargo senjata oleh Amerika Serikat saat Bapak Soekarno ingin menyerang Malaysia.

Namun, Uni soviet saat itu langsung membantu Indonesia dengan menghibahkan kapal perang yang canggih pada zaman itu seperti kapal selam dan kapal perang jenis fregat. Dengan adanya armada kapal selam dan kapal perang jenis fregat sehingga Indonesia sangat disegani Asia Tenggara. Sebab belum ada satupun Negara di ASEAN yang mampu membeli kapal selam dan kapal perang termasuk Malaysia. Tapi Rusia malah kasih untuk Indonesia.

Zaman berganti dan presiden pun berganti akan tetapi hubungan Indonesia dengan Rusia tetap hangat alias tidak pernah Indonesia bersitegang dengan Rusia. Lain dengan Amerika Serikat dan Australia contohnya. Indonesia sempat bersitegang dengan Amerika Serikat saat Indonesia ingin menyerang Malaysia bukan  mendukung malah Amerikat Serikat me- embargo Indonesia sehingga Indonesia meminta pertolongan ke Uni Soviet (Rusia Sekarang).

Dan juga dengan Australia tetangga Indonesia yang satu ini malah menyadap telepon bapak presiden di era bapak SBY yang membuat bpaka SBY saat itu marah dan menarik dubes Indonesia untuk Australia. Sebab Australia tetap diam di saat Indonesia meminta konfirmasi masalah penyadapan tersebut.

Walaupun Indonesia di PBB mengatakan tidak setuju dengan aksi Rusia terhadap Ukraina. Namun, hebatnya Rusia tidak memasukkan Indonesia ke tipe "Negara yang tidak bersahabat" malah Rusia menawarkan minyak mentahnya untuk Indonesia dengan diskon  20 persen. Artinya Rusia memang benar -- benar sayang sama Indonesia.

Oleh karena itu, Putin sebagai presiden Rusia dengan yakin menyatakan bahwa akan pergi menghadiri G20 di Bali. Keyakinan putin tidak lepas dari begitu mesra hubungan Indonesia dengan Rusia yang dimulai oleh pendahulu negeri ini. Ibarat sahabat dekat mana mungkin ditolak jika berkunjung ke rumah kita.

Sebenarnya bapak Presiden Indonesia harus mempunyai alasan yang tegas untuk bapak Putin bisa ke Indonesia dan G20 juga bisa dilaksanakan. Namun, jika Negara -- Negara barat mau memboikot seperti kata perdana menteri Australia maka Indonesia harus tetap tenang dan jika perlu keluar saja dari G20 sebab tidak ada guna Indonesia bergabung sama teman toxic seperti Australia , Amerika Serkat dan sekutunya.

Oleh sebab itu, G20 di Bali dapat Indonesia menjadikan momen untuk melihat yang mana kawan dan lawan. Sebab, walaupun Indonesia bergabung sama Negara G20, ekonomi Indonesia sulit bangkit juga karena pihak IMF dan world Bank yang meminjam uang ke Indonesia memberikan pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi. IMF juga yang mengatur Indonesia dalam membuat uang Rupiah sendiri. Jadi, tidak heran jika Indonesia pernah keluar dari G20 dan juga PBB.

Indonesia yang kebijakan politik luar negerinya bebas aktif tidak sepatut  bisa di dikte oleh Negara lain masalah presiden Rusia bisa bergabung atau tidak, soalnya semua keputusan ada di tangan bapak presiden Indonesia yaitu bapak Joko Widodo. Karena masalah di diket adalah masalah yang krusial dan bapak Joko Widodo sebagai presiden Indonesia dapat memperlihatkan kepada dunia siapa sebenarnya Indonesia.

Jadi, jika dilihat sejarah masa lalu hubungan antara Rusia dan Indonesia maka tidak mungkin bapak presiden Indonesia tidak mengundang presiden Indonesia. Apalagi mengeluarkan Rusia dari G20.

Sebenarnya kata menlu Rusia. Rusia tidak banyak terpengaruh iika dikeluarkan dari G20 sebab hampir semua Negara Eropa  dan Amerika Serikat sudah memberi sanksi bagi ekonomi Rusia. Oleh karena itu, dapat diprediksi bahwa Rusia ingin melihat kesetiaannya Indonesia terhadap Rusia. Padahal, sebenarnya G20 sendiri merupakan forum ekonomi 20 negara di tambah dengan IMF dan World Bank. Dan tidak berhubungan dengan politik tapi karena Negara Eropa dan Amerika Serikat sudah marah sama Rusia maka mereka bawa -- bawa politik di forum G20.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun