Oleh sebab itu, G20 di Bali dapat Indonesia menjadikan momen untuk melihat yang mana kawan dan lawan. Sebab, walaupun Indonesia bergabung sama Negara G20, ekonomi Indonesia sulit bangkit juga karena pihak IMF dan world Bank yang meminjam uang ke Indonesia memberikan pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi. IMF juga yang mengatur Indonesia dalam membuat uang Rupiah sendiri. Jadi, tidak heran jika Indonesia pernah keluar dari G20 dan juga PBB.
Indonesia yang kebijakan politik luar negerinya bebas aktif tidak sepatut  bisa di dikte oleh Negara lain masalah presiden Rusia bisa bergabung atau tidak, soalnya semua keputusan ada di tangan bapak presiden Indonesia yaitu bapak Joko Widodo. Karena masalah di diket adalah masalah yang krusial dan bapak Joko Widodo sebagai presiden Indonesia dapat memperlihatkan kepada dunia siapa sebenarnya Indonesia.
Jadi, jika dilihat sejarah masa lalu hubungan antara Rusia dan Indonesia maka tidak mungkin bapak presiden Indonesia tidak mengundang presiden Indonesia. Apalagi mengeluarkan Rusia dari G20.
Sebenarnya kata menlu Rusia. Rusia tidak banyak terpengaruh iika dikeluarkan dari G20 sebab hampir semua Negara Eropa  dan Amerika Serikat sudah memberi sanksi bagi ekonomi Rusia. Oleh karena itu, dapat diprediksi bahwa Rusia ingin melihat kesetiaannya Indonesia terhadap Rusia. Padahal, sebenarnya G20 sendiri merupakan forum ekonomi 20 negara di tambah dengan IMF dan World Bank. Dan tidak berhubungan dengan politik tapi karena Negara Eropa dan Amerika Serikat sudah marah sama Rusia maka mereka bawa -- bawa politik di forum G20.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H