Mohon tunggu...
Nasrul
Nasrul Mohon Tunggu... Guru - nasrul2025@gmail.com

Pengajar sains namun senang menulis tentang dunia pendidikan, bola dan politik, hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

50 Tahun Hidayatullah, dari Bisa Mengaji Al Qur'an Sampai Menikah Mubarokah

7 Agustus 2021   00:33 Diperbarui: 7 Agustus 2021   00:36 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sekolah SMP dan SMA umum tapi tetap tinggal bersama para pengasuh Hidayatullah. Hidayatullah membangun sekolah di Desa Gunong Kleng yang menjadi base Hidayatullah Aceh Barat saat itu. Yang mana pimpinan pertamanya Ustad Baharuddin Andi Mustafa dengan beberapa Ustad lainnya seperti ustad Safaruddin, Ustad Zaki, Ustad Fauzi, Ustad Abdurahman Ustad Bashori dan Ustad Nanang serta banyak lainnya yang menjadi relawan.

Tahun 2018 adalah tahun bersejarah bagi saya dan istri karena kami mengikuti salah satu tradisi Hidayatullah yaitu menikah mubarokah. Pernikahan mubarokah adalah pernikahan sesama kader Hidayatullah yang bertujuan untuk melahirkan banyak  kader biologis kedepannya. Dan dari pernikahan mubarokah maka ekstensi Hidayatullah akan tetap terjaga untuk masa depan.

Tradisi pernikahan mubarokah adalah tradisi Hidayatullah untuk mengetes iman kader, mampu tidak kader mematuhi dan tidak boleh membantah siapa yang menjadi jodoh mereka. Karena dalam pernikahan mubarokah tidak ada ta'aruf yang ada langsung ketemu tapi setelah akad nikah. Artinya pengantin pria Cuma bisa melihat foto satu hari sebelum menikah. Itupun tidak boleh lama.

Alhamdulillah walaupun terkesan  dipaksan namun ada do'a dari pimpinan yang membuat kehidupan keluarga kader bahagia. Dan jauh berbeda dengan mereka yang menikah di awali dengan pacaran. Sekarang saya dikaruniai dua putri. Padahal baru 3 tahun menikah.

Saya berharap Hidayatullah tetap konsisten kepada umat Islam apalagi sekarang zaman sudah sangat materialistis artinya jika tidak ada uang maka program tidak jalan. Padahal tidak harus ada uang tapi semangat yang diperlukan karena jika sudah di jalankan pasti akan datang pertolongan.

Walaupun banyak  godaan Hidayatullah tetap Hidayatullah yang berkhidmat kepada umat tanpa berharap menjadi partai politik praktis. Karena membangun sumber daya manusia yang jujur dan bertakwa adalah kunci dari perubahan yang sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia saat ini. Karena takwa juga ada di pancasila sebagai sila pertama. Ketuhanan yang maha Esa. Terimah kasih Hidayatullah

Tulisan ini didedikasikan kepada guru mengaji saya, guru bahasa inggris saya, dan guru karate, yang telah mengajari saya menjadi orang hebat. Dan semua teman -- tema seperjuangan di Hidayatullah Aceh Barat

Tanggal 07 08 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun