Tahun ini Hidayatullah sebagai salah satu organisasi Islam di Indonesia genap berumur 50 tahun. Artinya Hidayatullah sudah berdiri setengah abad lamanya. Dan sudah banyak karya Hidayatullah di seluruh Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya cabang Hidayatullah di seluruh provinsi dan sebagian kabupaten di Indonesia. Jika di total sekitar 400 cabang dan terus bertambah.
Visi dari Hidayatullah adalah mencetak kader pelanjut perjuangan Islam yang cerdas dan bisa mencerdaskan bangsa Indonesia dengan cara mendirikan pesantren dan sekolah -- sekolah di seluruh Indonesia yang berorientasi penuh kepada Islam.
Misi Hidayatullah adalah membangun peradaban Islam yang mana orang Islam harus benar -- benar hidup dengan tuntunan Islam dengan berpedoman kepada Al -- Qur.an dan Al Hadist.
Hidayatullah sebagai mediator ummat ini terus berinovasi dengan banyak melahirkan sayap seperti sahabat Al- Agsa yang berfungsi untuk memberi bantuan kepada saudara kita di Palestina, SAR Hidayatullah yang bersinergi dengan BASARNAS Republik Indonesia untuk saudara -- saudara kita se tanah Air yang terkena berbagai musibah. IMS pelayanan bagian kesehatan yang tidak pernah berhenti melayani masyarakat dengan layanan andalannya menghapus tato gatis dan bagian media Majalah suara Hidayatullah yang tetap konsisten memberi pencerahan informasi yang benar kepada masyarakat.
Saya adalah kader Hidayatullah yang bergabung pada tahun 2005 di Aceh Barat provinsi Aceh. Saat itu saya masih kelas 6 sekolah dasar. Hidayatullah ada karena akhir tahun 2004 Aceh di hantam Gempa dan Tsunami yang mengakibatkan seluruh Aceh hancur porak poranda.
Hidayatullah dengan Tim SAR nya datang ke Aceh dengan membawa bantuan. Banyak relawan Hidayatullah yang menyebar ke beberapa titik yang bertujuan untuk membantu masyarakat Aceh yang baru terkena musibah.
Kenalan pertama dengan Hidayatullah adalah saat saya mengaji Al -- Qur'an di Masjid. Saat itu saya belum bisa membaca Al -- Qur'an sama sekali. Maklum saya sebelum Tsunami tidak mau mengaji di tempat mengaji di belakang rumah karena guru ngajinya main tampar. Jadi, saya sering pura --pura saat mengaji dengan Ayah dan ibu di rumah yang mengakibatkan saya alergi dengan bahasa Arab dan mengaji.
Alhamdulillah sekitar 3 bulan saya mengaji dengan relaawan Hidayatullah atau bahasa kerennya Ustad. Akhirnya saya mulai paham membaca Al Qur'an. Dari situlah saya tertarik bergabung dengan Hidayatullah walaupun ada cibiran yang orang yang tidak mengenakkan. Mereka yang suka mencibir selalu bilang kalau saya tidak punya masa depan jika bergabung dengan Hidayatullah. Saya tidak peduli karena bagi saya adalah cibiran itu datang dari orang yang tidak pernah memberi saya nasi dan memang sudah sifatnya suka mencibir.
Cabang di Aceh Barat pada saat itu masih rintisan yang mana kami dengan para ustad tinggal di gedung bekas kantor desa yang mau roboh akibat terkena hantan Tsunami. Walaupun gedung mau roboh tapi semangat kami tidak pernah roboh untuk menegakkan agama Islam di muka Bumi.
Tahun 2021 saya sudah 16 tahun bergabung dengan Hidayatullah. Alhamdulillah saya masih di Hidayatullah dengan amanah sebagai sekretaris daerah Hidayatullah Aceh Barat. Bagi saya amanah di Hidayatullah sangat berat karena misi utama Hidayatullah adalah membangun  peradaban Islam di muka bumi.
Saya sekolah SMP dan SMA umum tapi tetap tinggal bersama para pengasuh Hidayatullah. Hidayatullah membangun sekolah di Desa Gunong Kleng yang menjadi base Hidayatullah Aceh Barat saat itu. Yang mana pimpinan pertamanya Ustad Baharuddin Andi Mustafa dengan beberapa Ustad lainnya seperti ustad Safaruddin, Ustad Zaki, Ustad Fauzi, Ustad Abdurahman Ustad Bashori dan Ustad Nanang serta banyak lainnya yang menjadi relawan.
Tahun 2018 adalah tahun bersejarah bagi saya dan istri karena kami mengikuti salah satu tradisi Hidayatullah yaitu menikah mubarokah. Pernikahan mubarokah adalah pernikahan sesama kader Hidayatullah yang bertujuan untuk melahirkan banyak  kader biologis kedepannya. Dan dari pernikahan mubarokah maka ekstensi Hidayatullah akan tetap terjaga untuk masa depan.
Tradisi pernikahan mubarokah adalah tradisi Hidayatullah untuk mengetes iman kader, mampu tidak kader mematuhi dan tidak boleh membantah siapa yang menjadi jodoh mereka. Karena dalam pernikahan mubarokah tidak ada ta'aruf yang ada langsung ketemu tapi setelah akad nikah. Artinya pengantin pria Cuma bisa melihat foto satu hari sebelum menikah. Itupun tidak boleh lama.
Alhamdulillah walaupun terkesan  dipaksan namun ada do'a dari pimpinan yang membuat kehidupan keluarga kader bahagia. Dan jauh berbeda dengan mereka yang menikah di awali dengan pacaran. Sekarang saya dikaruniai dua putri. Padahal baru 3 tahun menikah.
Saya berharap Hidayatullah tetap konsisten kepada umat Islam apalagi sekarang zaman sudah sangat materialistis artinya jika tidak ada uang maka program tidak jalan. Padahal tidak harus ada uang tapi semangat yang diperlukan karena jika sudah di jalankan pasti akan datang pertolongan.
Walaupun banyak  godaan Hidayatullah tetap Hidayatullah yang berkhidmat kepada umat tanpa berharap menjadi partai politik praktis. Karena membangun sumber daya manusia yang jujur dan bertakwa adalah kunci dari perubahan yang sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia saat ini. Karena takwa juga ada di pancasila sebagai sila pertama. Ketuhanan yang maha Esa. Terimah kasih Hidayatullah
Tulisan ini didedikasikan kepada guru mengaji saya, guru bahasa inggris saya, dan guru karate, yang telah mengajari saya menjadi orang hebat. Dan semua teman -- tema seperjuangan di Hidayatullah Aceh Barat
Tanggal 07 08 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H