Mohon tunggu...
Nasrul
Nasrul Mohon Tunggu... Guru - nasrul2025@gmail.com

Pengajar sains namun senang menulis tentang dunia pendidikan, bola dan politik, hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sejak Menjadi Anak-anak Dididik Bermental Baja dan Kisah Imam Syafi'i

20 November 2020   15:38 Diperbarui: 20 November 2020   15:42 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto penulis dengan anak - anak(dok.pribadi)

Anak -- anak adalah the next generation atau generasi pelanjut. Oleh karena itu, setiap orangtua harus bisa mengajari anaknya sejak kecil dengan sebaik -- baiknya.

Anak -- anak harus di ajarin tentang prinsip hidup. Prinsip hidup wajib dimiliki untuk anak -- anak supaya mereka ada arah dalam kehidupannya, sehingga pada saat anak -- anak sudah besar mereka tidak ada lagi kehilangan arah.

Prinsip hidup dapat  di tanam pada hati anak -- anak dengan terus melakukan edukasi tentang kehidupan oleh orangtua, tugas besar ini adalah tugas orangtua yang bertanggung jawab penuh terhadap anak --anaknya.

Anak -- anak harus mempunyai tujuan hidup. Tugas ini adalah tugas orangtua yang mendidik anak -- anak supaya ada tujuan hidup. Caranya adalah melatih anak -- anak untuk tidak hanya mengejar dunia tapi juga mengejar akhirat, bukan Cuma mengejar materi tapi juga mempunyai rasa empati sesama manusia.

Anak -- anak harus dilatih bagaimana hidup dalam keadaan susah, hal ini penting karena tidak selamanya suatu keluarga atau mayarakat akan selalu hidup senang. Umar bin khattab RA pernah berkata "latih anakmu hidup susah karena hidup senang itu hanya sementara".

Dalam banyak kisah dalam sejarah bahwa orang sukses terlahir dari keluarga yang miskin. Namun, kesuksesan di dapat dari  pengaruh orangtuanya. Kisah yang paling terkenal kisah Imam As Syafi'i, di  kisah kan bahwa imam Syafi'i dilahirkan dalam keadaan yatim di Palestina.

Ibu satu -- satu keluarganya Imam Syafi'i, menyuruh imam Syafi'I untuk hijrah ke Madinah dalam rangka menuntut ilmu. Beliau di Madinah berguru kepada Imam -- imam hebat yang banyak menguasai ilmu. Beliau pergi ke majelis ilmu pada siang hari, karena bajunya hanya satu. Jadi, pagi hari bajunya di cuci siang harinya pas kering baru bisa pakai kembali.

Walaupun Imam syafi'I  dalam keadaan miskin tapi beliau tetap sungguh -- sungguh menuntut ilmu. Kesungguhan imam syafi'i mengakibatkan beliau bisa menghafal semua kitab -- kitab ilmu agama dengan baik, sehingga karya beliau banyak di pelajari di  pesantren -- pesantren seluruh Indonesia sampai sekarang.

Pada suatu hari beliau ingin belajar kitab matan jurumiah   kepada salah satu guru beliau yaitu Imam Malik. Oleh imam Malik memberi syarat kepada imam syafi'i, jika ingin belajar matan jurumiah maka imam Syafi'i harus membaca dulu itu kitab.

Oleh imam Syafi'i mengatakan bahwa beliau sudah menghafal semua matan jurumiah. Oleh sebab itu, iya harus belajar lagi sama pengarang kitab tersebut  yaitu imam Malik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun