Setelah merasa cukup dengan kekuatan pejuang Aceh. Akhirnya Teuku Umar kembali memimpun pasukannya untuk menghadapi penjajah Belanda. Belanda yang mengetahui Teuku Umar kembali membelot ke pasukannya marah besar dan segera melakukan pengejaran ke hutan -- hutan untuk membunuh Teuku Umar.Â
Akan tetapi, pengejaran Belanda sia -- sia karena pasukan Teuku Umar sudah kuat dengan senjata api mereka dan tentu pasukan Teuku Umar sangat menguasai medan perang daripada Belanda.
Dalam melakukan perang gerilya Teuku Umar dan pasukannya pernah terkepung oleh pasukan Belanda yang terpisah oleh sungai. Oleh karena itu, mau tidak mau Teuku Umar dan pasukannya harus menghadapi Belanda face to face.Â
Kejadiannya saat subuh, dan matahari belum terbit alias masih gelap Teuku Umar mempunyai strategi dengan membuang buah kelapa ke sungai. Buah kelapa yang di buang mengapung mengikuti aliran sungai.
Belanda yang melihat dari kegelapan menganggap bahwa buah kelapa yang mengampung adalah kepala para pejuang yang sedang menyeberang sungai akhirnya menembak sampai amunisi mereka habis.Â
Setelah amunisi pasukan Belanda habis baru pasukan Teuku Umar melakukan serangan mendadak dan mengakibatkan Belanda rugi besar dengan banyak pasukannya mati. Begitulah strategi cerdas Teuku Umar dalam menghadapi Belanda yang semakin membuat komanda Belanda marah besar.
Karena memang Teuku Umar sangat cerdik maka Belanda tidak mudah menangkap dan menembak Teuku Umar. Selain karena Teuku Umar di lindungi oleh pasukannya yang setia. Teuku Umar juga memiliki ilmu kebal yang tahan atau tidak mempan di tembak oleh Belanda.Â
Oleh karena itu Belanda mencari cara bagaimana membunuh Teuku Umar. Atas nasehat salah satu prajuritnya  akhirnya komandan Belanda  melakukan semacam sayembara siapa yang bisa memberi informasi yang detil tentang Teuku  Umar maka akan di beri hadiah yang besar.Â
Sebab Belanda benar -- benar putus asa untuk membunuh Teuku Umar dan mengakhiri segera perang Aceh yang sudah lama dan memakan banyak biaya.
Teuku Umar dan pasukannya terus melakukan perang gerilya sampai ke Banda Aceh dan Aceh Besar. Pada suatu masa Teuku Umar ingin kembali ke Meulaboh. Sebab sudah lama meninggalkan Meulaboh.Â
Sebelum pulang ke Meulaboh Teuku Umar sudah berpesan kepada pang Laot (panglima Laut) dalam bahasa Aceh yang  bunyinya "beungoh singoh geutanyoe jiep kupie di keude Meulaboh atawa lon mati syahid" (Besok pagi kita akan minum kopi di Meulaboh atau saya mati Syahid).