Mohon tunggu...
Nasrul
Nasrul Mohon Tunggu... Guru - nasrul2025@gmail.com

Pengajar sains namun senang menulis tentang dunia pendidikan, bola dan politik, hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Semua tentang Ayah, Aku Rindu

4 Juli 2018   21:47 Diperbarui: 20 Oktober 2018   10:08 1479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayah aku rindu. Rindu akan nasehat darimu. Iya nasehat yang Ayah berikan setiap pagi hari untuk anakmu saat minum kopi. Ayah, walaupun ayah seorang yang biasa saja tapi nasehat mu ayah sama dengan yang yang bergelar Doktor. Ayah aku rindu akan teleponmu, yang selalu mengingatkanku dan menasehatiku. 

Ayah maafkan aku yang kadang-kadang merasa kesal akan teleponmu, yang mana aku merasa seperti anak kecil saja sebab ayah selalu meneleponku. Tapi sekarang ayah, aku rindu sekali akan telepon darimu. Namun, semua kerinduan ini tidak bisa terobati lagi selain do'a di setiap sujudku untukmu Ayah.

Ayah sekarang anakmu ini rajin shalat. Ayah. mungkin ini do'a dan usahamu dulu saat aku kecil yang selalu merengek untuk selalu ikut ayah pergi ke masjid. Walaupun ayah larang tapi aku tetap mau ikut dan ayah selalu mau mengajakku dan tidak pernah membuat aku kecewa. Ayah. Terimah kasih sudah hadir dalam hidupku dan sudah menjadi bagian terindah dari hidupku. Ayah terserah orang mau bilang aku anak seorang penjual kelapa yang   memakai sepeda ontel. Tapi anakmu ini ayah selalu mempunyai mimpi besar dan tidak pernah putus asa. Sebab ayah selalu menasehatiku untuk selalu sabar sabar, dan sabar serta terus berusaha dan berdo'a.

Ayah masih ingatkah saat aku menangis untuk di antarkan ke sekolah. Padahal saat itu hujan disertai badai. Ayah dengan tegar mau mengantarkan aku ke sekolah. Ayah. aku masih ingat saat ayah menjemput aku ke sekolah. Saat itu ayah aku sangat bahagia karena uang jajanku untuk ongkos bus sekolah sudah habis. Dalam hatiku bergumam ayah. Aku bahagia punya Ayah yang mempunyai pengertian begitu   besar sama anaknya. Ayah seandainya waktu bisa terulang aku ingin sekali selalu bersama Ayah. Walaupun Ayah seorang petani aku bahagia Ayah jadi anakmu. Ayah, You are my hero

Ayah engkau selalu mengajakku  untuk bekerja keras dan tidak putus asa. Ayah, masih ingatkah saat aku merengek dan menangis minta kuliah ke Banda Aceh. Ayah tidak kasih izin sebab Ayah tidak punya uang. Dan aku tetap bersikeras untuk kuliah. Ayah, maafkan anakmu ini yang belum mengerti maksud dari hatimu.

 Ayah, sebenarnya aku tidak tega melihat Ayah dengan kondisi ekonomi yang susah saat itu. Sebenarnya aku maklum Ayah dan harus menerima kenyataan. Tapi Ayah, mimpi aku terlalu besar untuk di kuburkan. Ayah, aku kuliah itu hanya untuk membuktikan sama orang-orang bahwa anak Ayah ini bisa juga kuliah di kampus elit. Ayah saat itu, saat Ayah memberikan aku uang ongkos ke Banda Aceh. 

Hati ini sebenarnya ayah menangis tapi aku malu Ayah kelihatan sedih di depan  Ayah. Karena aku saat itu sudah mau menjadi anak kuliah sehingga malu menangis di depan Ayah. Padahal, Ayah. Pas aku sampai di Banda Aceh aku menangis Ayah. Dan saat itu hanya Aku dan Allah swt yang tahu Ayah. Ayah aku bisa selesaikan kuliahku. dan anakmu ini yang kata orang-orang masa depan suram akhirnya sudah menjadi sarjana. Ayah. Walaupun engkau seorang petani aku tidak malu mengakui bahwa aku di didik dari  seorang petani. Ayah, you are the great men

Ayah, tahun ini adalah tahun ke empat aku merayakan lebaran tanpa ayah. Walaupun tidak ada ayah aku dengan saudar yang lain tetap saling memaafkan dan tidak lagi bertengkar seperti saat masih anak-anak dulu. Ayah suasana rumah tetap kurang sebab ayah sudah tidak ada lagi bersama kami.

Ayah. Aku dan kakak selalu pergi ziarah kubur ayah. Dan aku selalu membaca surat yasin dan mendo'akan ayah. Ayah. Cuma itu yang bisa aku persembahkan untuk ayah. Ayah. aku rindu akan ketawa ayah dan nasehat dari ayah. Ayah, engkau adalah seorang ayah terbaik dan selalu menyayangi keluargamu. Ayah, engkau selalu mau membeli mainan lebaran untuk aku dan adik. Padahal, sekarang aku menyadari ayah bahwa itu semua sebenarnya sia-sia dan ayah bisa tidak beli. Tapi ayah selalu beli supaya anakmu  ini tidak malu dengan teman-teman yang lain.

Ayah. Anak-anak dari kakak yaitu cucumu sekarang sangat lucu-lucu dan ibu sangat menyayangi mereka ayah. Ayah. Semua engkau tenang di alam kubur sana. Ayah, aku rindu dan benar-benar rindu sama ayah. Ayah, saat ini, saat menulis tulisanmu ini aku sedang menangis dan selalu menetes airmata. Ayah aku menulis tulisan ini supaya cucumu nanti tau bahwa mereka menpunyai kakek yang luar biasa yang bisa mendidik ayah dari mereka yang kuat dan tidak mudah menyerah.

Ayah, dulu saat aku sekolah, aku sering minta di belikan buku baru. Dan ayah dengan senang hati dan yakin bilang akan dibelikan. Ayah, seandainya aku tahu sulitnya mencari uang mungkin tidak akan meminta banyak sama Ayah. Sebab sekarang aku baru tau bahwa kehadiran Ayah adalah segala-galanya. 

Ayah, masih ingatkah? Saat aku minta di ajak nonton pertunjukkan rapa'I geleng dan Ayah mau memenuhinya walaupun sudah larut malam. Ayah, engkau adalah seorang lelaki yang sangat berpengaruh dalam hidupku. Ayah, aku ingin sekali bercerita dengan Ayah tentang kuliahku, cintaku dan pengalamanku selama ini. Ayah, you are the best. I love my Father forever.

Ayah, benar akan nasehatmu bahwa dalam hidup jangan berharap terlalu banyak tapi jika mempunyai mimpi besar tidak masalah asalkan mau sabar. Ayah, ibu suruh aku menikah. Tapi belum ada yang mau sama aku. Sebab mungkin benar kata ayah"kita ini orang miskin, jadi cari calon yang sepadan saja". 

Tapi kata ibu cari yang mana saja boleh. Aku bilang sama ibu, ayah. Aku tidak berani melamar anak orang kaya. Kata ibu lagi kenapa kamu tidak berani seperti ayahmu dulu yang berani melamar ibu. Padahal, ibu saat itu anak orang ada alias lebih ada dari ayahmu. Sekarang baru aku tau ayah bahwa mental ayah lebih berani dariku. Ayah benar -- benar seorang yang berani  dan mau berjuang dengan perasaan ayah.

Ayah, maafkan aku yang belum bisa membuat ibu bahagia. Sebab aku belum bisa memenuhi permintaan ibu untuk segera menikah. Ayah, seandainya engkau di sisiku mungkin aku selalu meminta nasehatmu. Ayah, aku rindu akan perbuatanmu yang mana selalu menjaga aku dari gigitan nyamuk. Ayah, aku salut sama ayah yang mau sabar bekerja dan berjuang dengan ibu. Dan tidak ada pertengkaran antara ayah dan ibu sehingga aku dan kami semua anak-anakmu tidak telantar.

Ayah, sekarang aku baru tau bahwa mencari orang seperti ayah sangat sulit.  Ayah, Aku ingin menjadi seperti ayah selalu menjaga, merawat dan mendidik anak-anaknya untuk selalu sabar. Ayah, sekarang aku sedang berjuang di jalan Allah dan ternyata menyenagkan Ayah walaupun berat

 Ayah, sekarang aku sudah menjadi pak guru dan kata anak-anak murid aku lucu. Kelucuanku muncul ayah sebenarnya dari didikan Ayah yang selalu memberikan nasehat lucu dan itu menyenangkan. Ayah, aku selalu mendo'akan ayah di setiap shalat  farduku. Ayah, Cuma itu yang bisa aku lakukan. Ayah, aku kangen.

Ayah, kemarin pas lebaran  aku dengan kakak pergi silatuhrahmi sampai ke labuhan haji tempat pak woe. Ayah, aku selalu menjaga persaudaraan dengan abang dan adik ayah. Sebab, itu adalah amanah ayah untuk selalu silatuhrahmi. Ayah aku ingin sekali pergi jalan-jalan sama ayah seperti dulu, saat ayah membonceng aku dengan adik untuk pergi ke kota. Dan aku bahagia sekali, mungkin itu adalah kenangan yang indah. Walaupun sederhana tapi sangat mengasyikkan.

 Ayah, rupanya bahagia itu sederhana yaitu ayah selalu ada di sisiku. Ayah, jika aku menjadi seorang ayah nanti. Aku berjanji akan seperti  ayah yang selalu ada untuk keluarga, yang sayang sama keluarga dan lemah lembut saat mendidik anak-anak.

Ayah, aku sebenarnya ingin sekali ada ayah saat aku wisuda. Tapi semuanya terlambat. Ayah sudah di panggil oleh Allah swt. Ayah, aku  ingin sekali S2 ke luar  negeri tapi ibu tidak kasih izin. Kata ibu "ibu tidak mau anaknya jauh lagi". Ayah, aku tau perasaan ibu yang merasa saat kehilangan sekali saat ayah tidak ada. Ayah, ibu sekarang sudah rajin shalat lima waktu dan ikut pengajian.

Ayah, sekarang aku jatuh cinta sama anak pesantren dan aku akan menikah dengannya. Ayah, calon menantu ayah ini sangat cantik dan sholehah. Ayah aku mau ayah lihat menantu ayah ini. Sebab dia sangat ramah dan pandai mengaji. Ayah, menantu ayah  ini sangat sederhana. Itulah aku sangat mencintai dia. Ayah,menantu ayah ini suaranya merdu kali kalau dia mengaji. Ayah, aku benar-benar cinta dia. 

Ayah aku berjanji ingin menjadi seorang Ayah seperti Ayah yang baik dan mengayomi anak - anak sendiri. Ayah, semoga engkau tenang di alam sana, semoga kuburan ayah di terangkan dan di lapangkan sama Allah swt. Amien.

Ba'da shubuh di atas ranjang asrama putra pesantren Hidayatullah, Kuta Cane, 30 Juni 2018. Tersentak kangen sama ayah yang selalu mengajak minum kopi di pagi hari

Dedicated by  parents, I love them forever

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun