Mohon tunggu...
Nasrul
Nasrul Mohon Tunggu... Guru - nasrul2025@gmail.com

Pengajar sains namun senang menulis tentang dunia pendidikan, bola dan politik, hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Semua tentang Ayah, Aku Rindu

4 Juli 2018   21:47 Diperbarui: 20 Oktober 2018   10:08 1479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayah, masih ingatkah? Saat aku minta di ajak nonton pertunjukkan rapa'I geleng dan Ayah mau memenuhinya walaupun sudah larut malam. Ayah, engkau adalah seorang lelaki yang sangat berpengaruh dalam hidupku. Ayah, aku ingin sekali bercerita dengan Ayah tentang kuliahku, cintaku dan pengalamanku selama ini. Ayah, you are the best. I love my Father forever.

Ayah, benar akan nasehatmu bahwa dalam hidup jangan berharap terlalu banyak tapi jika mempunyai mimpi besar tidak masalah asalkan mau sabar. Ayah, ibu suruh aku menikah. Tapi belum ada yang mau sama aku. Sebab mungkin benar kata ayah"kita ini orang miskin, jadi cari calon yang sepadan saja". 

Tapi kata ibu cari yang mana saja boleh. Aku bilang sama ibu, ayah. Aku tidak berani melamar anak orang kaya. Kata ibu lagi kenapa kamu tidak berani seperti ayahmu dulu yang berani melamar ibu. Padahal, ibu saat itu anak orang ada alias lebih ada dari ayahmu. Sekarang baru aku tau ayah bahwa mental ayah lebih berani dariku. Ayah benar -- benar seorang yang berani  dan mau berjuang dengan perasaan ayah.

Ayah, maafkan aku yang belum bisa membuat ibu bahagia. Sebab aku belum bisa memenuhi permintaan ibu untuk segera menikah. Ayah, seandainya engkau di sisiku mungkin aku selalu meminta nasehatmu. Ayah, aku rindu akan perbuatanmu yang mana selalu menjaga aku dari gigitan nyamuk. Ayah, aku salut sama ayah yang mau sabar bekerja dan berjuang dengan ibu. Dan tidak ada pertengkaran antara ayah dan ibu sehingga aku dan kami semua anak-anakmu tidak telantar.

Ayah, sekarang aku baru tau bahwa mencari orang seperti ayah sangat sulit.  Ayah, Aku ingin menjadi seperti ayah selalu menjaga, merawat dan mendidik anak-anaknya untuk selalu sabar. Ayah, sekarang aku sedang berjuang di jalan Allah dan ternyata menyenagkan Ayah walaupun berat

 Ayah, sekarang aku sudah menjadi pak guru dan kata anak-anak murid aku lucu. Kelucuanku muncul ayah sebenarnya dari didikan Ayah yang selalu memberikan nasehat lucu dan itu menyenangkan. Ayah, aku selalu mendo'akan ayah di setiap shalat  farduku. Ayah, Cuma itu yang bisa aku lakukan. Ayah, aku kangen.

Ayah, kemarin pas lebaran  aku dengan kakak pergi silatuhrahmi sampai ke labuhan haji tempat pak woe. Ayah, aku selalu menjaga persaudaraan dengan abang dan adik ayah. Sebab, itu adalah amanah ayah untuk selalu silatuhrahmi. Ayah aku ingin sekali pergi jalan-jalan sama ayah seperti dulu, saat ayah membonceng aku dengan adik untuk pergi ke kota. Dan aku bahagia sekali, mungkin itu adalah kenangan yang indah. Walaupun sederhana tapi sangat mengasyikkan.

 Ayah, rupanya bahagia itu sederhana yaitu ayah selalu ada di sisiku. Ayah, jika aku menjadi seorang ayah nanti. Aku berjanji akan seperti  ayah yang selalu ada untuk keluarga, yang sayang sama keluarga dan lemah lembut saat mendidik anak-anak.

Ayah, aku sebenarnya ingin sekali ada ayah saat aku wisuda. Tapi semuanya terlambat. Ayah sudah di panggil oleh Allah swt. Ayah, aku  ingin sekali S2 ke luar  negeri tapi ibu tidak kasih izin. Kata ibu "ibu tidak mau anaknya jauh lagi". Ayah, aku tau perasaan ibu yang merasa saat kehilangan sekali saat ayah tidak ada. Ayah, ibu sekarang sudah rajin shalat lima waktu dan ikut pengajian.

Ayah, sekarang aku jatuh cinta sama anak pesantren dan aku akan menikah dengannya. Ayah, calon menantu ayah ini sangat cantik dan sholehah. Ayah aku mau ayah lihat menantu ayah ini. Sebab dia sangat ramah dan pandai mengaji. Ayah, menantu ayah  ini sangat sederhana. Itulah aku sangat mencintai dia. Ayah,menantu ayah ini suaranya merdu kali kalau dia mengaji. Ayah, aku benar-benar cinta dia. 

Ayah aku berjanji ingin menjadi seorang Ayah seperti Ayah yang baik dan mengayomi anak - anak sendiri. Ayah, semoga engkau tenang di alam sana, semoga kuburan ayah di terangkan dan di lapangkan sama Allah swt. Amien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun