Mohon tunggu...
M. Nasir Pariusamahu
M. Nasir Pariusamahu Mohon Tunggu... Penulis - -

Saya Manusia Pembelajar. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfat untuk orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Hentikan "Gurauan" Kekalahan

3 Juli 2018   19:19 Diperbarui: 3 Juli 2018   19:34 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tetapi, sudah dua dekade reformasi berkibar, berbagai hal tersebut terlepas dari pijakan. Itu hanya teori. Praktiknya omdo. Salah satu yang mempengaruhinya ialah mindset tim dan kandidat sebelum bertanding ke gelanggang sudah terpetakan win or lose.  Sehingga merawat ide sehat dalam bertanding sudah tidak ada lagi. Yang ada ialah bagaimana menaklukan lawan. Berbagai cara dilakukan, yaitu money politik, black campingn, intimidasi, rekayasa suara dll.

Ini bisa kita saksikan secara kasatmata ketika debat kandidat 1 dan 2 di gedung Siwalima Ambon lalu.

Lanjut, setelah kekalahan Jerman, disusul Argentina, kemudian Portugal dan Spanyol, aroma "petahan kalah" menjadi kutukan baru. Tak ada yang abadi dalam kehidupan. Satu-satunya yang abadi ialah perubahan itu. Maka,  kita harus mengikutinya dengan sungguh-sungguh.

Disitulah muncul bahasa agitasi terhadap pihak kalah. Padahal, sebenarnya takdir Jerman diciduk oleh Korsel 0-2 bukanlah sebuah rekayasa. Melainkan, zaman akan berpihak kepada siapa yang unggul. Kira-kira begitu.

Jadi, soal kalah tidak usah dilebih-lebihkan. Kan ada 2022. Apalagi dijadikan sebagai alat untuk membunuh karakter orang. Hingga meme-meme tokoh yang kalah dibuat sedemikian rupa. Sampai kapan kita bisa merawat akal sehat? Membenamkan sakit hati?

~Kita Semua Punya Masa Depan~

Refleksi atas semua ini, Imam Imam Muhammad bin Sirin Rahimahullah berkata: "Sesungguhnya manusia paling banyak kesalahannya adalah manusia yang banyak menyebut kesalahan orang lain."

Masih bagus jika kesalahan itu memang benar-benar salah, alias kesalahan yang disepakati, tapi yang terjadi adalah kesalahan menurut satu pihak saja, yang menurut perspektif lain itu bukan kesalahan.

Ruang salah menyalahkan sebagai sudut potensi keburukan manusia memang perlu dihindari.

Kenapa? Sebab, setiap manusia punya masa depan dan itikad untuk membawa misi kedamaian, kesejahteraan dan keadilan. Sama halnya dengan para kandidat.

Saya yakin, mereka tidak ada inisiatif untuk menguburkan Maluku ke dalam dasar tanah tujuh lapis. Jika, ada biarkan langit yang mengazab mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun