Mohon tunggu...
M. Nasir Pariusamahu
M. Nasir Pariusamahu Mohon Tunggu... Penulis - -

Saya Manusia Pembelajar. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfat untuk orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta, "Istiqamah" dan Ikhtiar

14 November 2017   11:56 Diperbarui: 14 November 2017   12:04 1202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta tidak terlihat dengan mata, tetapi dengan hati (William Shakespeare)

Cinta

Di langit, aku ingin cinta itu tumbuh. Tentu atas restuNya. Cinta yang berjalan bukan asal tangis lukisan para pemimpi. Cinta bukan yang dijumpai di antara sepinya waktu. Lepas pergi seperti ujung ombak yang menyentuh bibir pantai.

Cinta tak butuh asumsi. Tapi butuh amunisi. Pemenang cinta bukan diukur dari seberapa banyak dia pernah terkubur dalam cinta, melainkan lamanya dia bertahan atas cinta yang selalu menkhianatinya.

Cinta sekarang tak perlu lagi didefinisikan. Sebab cinta itu jelas dan bermakna. So, sesiapa yang mencoba mendengungkannya, dia sedang mengukir keranda cintanya.

Istiqamah

Oleh sebab itu, pecinta sejati itu adalah mereka yang selalu punya harapan. Mereka tau, harus dimana mengambil sebuah keputusan. Mereka tau, bagaimana harus bangkit dari jungkir balik.

Seperumpamaan pohon yang kokoh berdiri walau dihantam angin puting beliung. Pohon tetap sadar, dia menjadi sombar bagi pejalan kaki. Maka dia kokoh karena keistiqomahan. Membangun komitmennya untuk kebermanfaatan manusia.

Begitulah cinta dilakoni oleh manusia. Cinta bukan menumbuhkan benih kebenciaan, melainkan menciptakan kebahagian dan kemakmuran bersama.

Ikhtiar

Disela cinta yang hingar-bingar, kita jumpai orang yang nestapa dengan cinta. Itu sebab, dia tak punya ikhtiar.

Sejatinya manusia punya tradisi cinta yang hakiki. Tapi, saat dipersimpangan jalan, kehakikian itu hilang tanpa bayangan. Godaan syahwat menjauhkannya dari penglihatan kesadaran.

Diapun tertunduk, menangis sejadi-jadinya.

Maka hargailah nilai cinta yang telah Tuhan berikan padamu. Agar hari esokmu tiada melarat akibat tersayat-sayat luka dikarenakan jebakan cinta yang mengandung unsur kemahapura-puraan.

Ini sebuah ikhtiar agar cinta bisa terjaga. Jangan sesekali menjatuhkan airmatamu lantaran tercekik seutas benang cinta.

Ambon, 14/10/2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun