Tulisan merupakan inspirasi dari jutaan sel medsos mulai dari Facebook, IG, Twitter, dsj yang melalang buana di wallku hingga pagi ini. Kesan yang tertulis pada tiap-tiap lariknya sangat sungguh memesona.
Berbagai angel dalam setiap tulisannya menyadarkanku bahwa kehidupan digital, foto mefoto bahkan selfie tak ada aturannya. Terpenting adalah makna.
Seperti yang dilakukan oleh para pemenang lomba #hastag Konser Amal Kemanusian di bawah ini:
Namun, jika telusuri lebih dalam, ternyata edukasi dalam entertaiment itu perlu dilakukan. Maklum, kita tidak buta mata kan? Bahwa inilah fenomena generasi milenia. Mereka adalah penyalur informasi yang aktif. Ketika informasi itu baik. Maka akan menjadi sebuah nilai positif bagi perkembangan hidup mereka.
Lewat tangan mereka, gadget menjadi sempurna, mereka sangat percaya diri dalam  memfollow up sesuatu, hingga kadang banjir like dan komentar yang tersangkut di kolom status mereka. Dengan jemari mereka, bahasa menjadi dinamis, bahasa menurut mereka yang penting asal dimengerti, cepat ditulis. Itu saja.
Sehingga kita bisa menemukan berbagai kosakata baru yang lahir tiap detiknya dari gaya mereka berkomunikasi. Ruang tak lagi tertutup jendela otoriter kaum tua. Mereka mengubahnya  dengan cair. Yang bukan berjiwa imut akan terkekeh dengan kealaian kata-kata mereka.
Tak cuman itu, pesona sang Artis sangat memukau. Pemuka agama pun memberikan sebuah apresiasi terbaik. Mereka adalah penasehat ruhani. Nasehat mereka sangat dibutuhkan dalam menetralisir sikap manusia yang kadang hilang keseimbangan. Bisa dilihat pada gambar ini:
Itulah hakikat berbuat kebajikan. Caca Melly sebutan orang Ambon su biking labe bae par katong, dalam konferensi pers juga ada kutipan yang disampaikan oleh perempuan berdarah Maluku," Ambon punya kesan tersendiri baginya. Masyarakatnya ramah dan penuh perhatian.
Perempuan yang lahir tahun 1970-an silam mengaku, tak banyak yang bisa diperbuat olehnya untuk bisa membantu orang lain. Mungkin dengan suaranyalah, menjadi lahan amal terbaik baginya untuk hal itu.
Akunya, soal kemanusiaan bukan soal golongan, rasa atau agama. Tapi, soal nilai bersama. Nilai itu harus digotong bersama serta dibawa hidup mati kelak. Seperti yang diberitakan oleh RRI Ambon berikut ini:
Dari semua kata yang telah dituliskan. Ternyata hanya satu hal yang menjadi penyambung rasa, apa itu? SALING PERCAYA TANPA KASTA.
Itulah nilai universal tertinggi. Nilai yang hilang ketika agama tak menjadi sandaran hidup. Ketika persaudaraan dicabik-cabik. Â Terima kasih Ambon Manise tetap menunggu siapa lagi untuk datang menanam kebajikan. Terima kasih caca Melly yang telah menanam benih rasa cinta kemanusiaan dalam dada manusia di kota ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H