Dimana bapak menangkap ikan? Tanyaku. Di sebaung, jawabnya. Dimana itu? Tanyaku kembali. Di daerah dekat sembakung sana, masuk sungai. Saya langsung menggoyangkan kepala naik turun, menunjukkan jika saya tau tempat itu. *kebetulan 2012 yg lalu pernah menyusuri sungai yg sama persis disebut pak syam, tapi kalian harus tau, sungai itu buanyak buayanya. Hehe.
#Lain Cerita
2012, saya bersama tim menelusuri sungai yg mengarah ke sembakung melakukan pendataan potensi perikanan, istilah para nelayan penangkap udang gala. *klo lihat ada gundukan seperti batu, ambil benda keras dan pukulkan ke dinding perahumu, jika batunya tidak berpindah, maka segera tancap gas perahu tinggalkan lokasi, #MOVE ON. Itu BUAYA. *Kerasnya Hidup di Tengah Arus Sungai Kalimantan.
Nyambung cerita #LOKASI TANGKAPAN IKAN PAK SYAM.
Saya kembali bertanya, Nd tangkap ikan ki di laut lepas sana pak?
#MUNCUL KISI-KISI YG DIHARAPKAN.
Beliau menjawab dengan berapi-api, "Jangan coba-coba tangkap ikan di Tanjung Aus dan sekitarnya". Kenapa pak? Tanyaku kembali. Klo disana banyak #PERAMPOK, pake senjata lagi. 🔫🔫
Pak syam menceritakan kisahnya kembali bahwa pernah di todong perampok di tengah lautan (Tanjung Aus Area). Kurang lebih ceritanya seperti ini.
Pak Syam : Saya berangkat berdua dengan teman utk melaut, sambil menunggu waktu menarik jala, saya baring-baring dengan teman di atas perahu di tengah laut, tetiba ada yg menabrak haluan depan perahu dan langsung menodongkan Senjata di kepala. Dengan tanpa basa-basi, sang perampok yang berjumlah 4 orang dengan topeng di kepala berdiskusi.
Perampok 1 : itu ambil mesinnya.
Perampok 2 : Mesin apa itu? DOMPENG. Besar sekali.
Saya tertawa dengan yg lainnya. Mendengar cerita pak syam, menyebut kata DOMPENG, dengan penekanan tertentu, seolah ingin menertawakan si perampok.