Suatu ketika saya menghadiri kegiatan di Jakarta, saya bersama rekan-rekan diinapkan disebuah hotel dikawasan Mampang, Jakarta Selatan. Kebetulan lokasi acara tidak jauh dengan hotel, jadi kami pulang pergi dari lokasi acara ke penginapan. Kebetulan saya satu kamar dengan rekan dari Riau.
Dilokasi acara ada sebuah kantin. Di kantin itu banyak disediakan produk lokal. Seperti biasa, saat duduk di kantin saya selalu pesan kopi. Sedangkan rekan satu kamar dia pesan minuman kembang Telang pakai es. Tapi saat itu saya tidak tahu bahwa apa yang dia minum adalah kembang Telang, justru saat itu terpikir oleh saya adalah dia minum minuman beralkohol.
Acara berlangsung selam lima hari, setiap hari saat di kantin dia selalu pesan minuman itu. Akhirnya di hari ketiga, saat kami di hotel, saya tegur dia, "kamu orangnya rajin shalat, tapi kamu juga mabuk setiap hari". Spontan dia balek tanya, kapan aku mabuk ketua? Kan setiap kali kita di kantin ketua selalu pesan minuman beralkohol?
Sambil tertawa terbahak-bahak, dia bilang, ketua itu bukan minuman beralkohol tapi itu minuman kembang Telang, bagus buat kesehatan.
Walahhh maaf ketua, beberapa hari ini saya telah berburuk sangka ke ketua.
Malam itu ngobrol lah kami seputar manfaat kembang Telang, dan besok harinya ketika tiba di kantin saya juga ikut pesan minuman yang sama.
Hari terakhir kegiatan, saya beli kembang Telang kering sekitar seperempat kilo untuk bawa pulang ke Aceh.
Sesampai di Aceh, kembang Telang itu saya jadikan sebagai minuman harian di rumah buat keluarga.
Sekitar dua Minggu pemakaian, stock kembang Telang habis di rumah. Niatnya, saat ke Jakarta akan saya bawa pulang lagi kembang Telang itu.
Hari libur Sabtu Minggu, saya bersama keluarga sering mengunjungi beberapa lokasi hutan kota yang ada di Banda Aceh. Biasa buat tambah pengetahuan bagi anak-anak terkait jenis tanaman dan pohon yang ada disana.
Sampai kami di Hutan Kota Trembesi Kota Banda Aceh. Kebetulan dengan petugas penjaga hutan kota sudah jadi teman. Jadi kami bisa bebas mengelilingi hutan kota, termasuk tempat pembibitan.
Betapa terkejutnya ketika saya melihat sepanjang pagar belakang hutan kota ditumbuhi kembang Telang. Penuh dengan bunga dan juga banyak bibit yang bertumbuhan di bawahnya.
Saya panggil penjaga hutan kota, Wak! dari mana didapatkan bibit bunga ini? Beliau menjawab, kebetulan ada pegawai yang studi banding ke luar kota, dia yang bawakan bibitnya dan diminta saya untuk menanam.
Beliau juga tidak tahu apa namanya dan juga apa manfaat dari kembang Telang itu. Akhirnya saya jelaskan apa manfaatnya, salah satunya bisa buat obat batuk. Kebetulan hari itu dia sedang batuk, langsung dia praktekkan.
Kemudian saya minta izin memetiknya, kira-kira dapat setengah karung kembang Telang. Juga saya ambil sejumlah bibit yang telah tumbuh untuk dibudidayakan di rumah dan membaginya buat tetangga.
Dari kejadian itu, sampai hari ini tidak pernah putus-putusnya tersedia kembang Telang di rumah saya.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H