Mohon tunggu...
Irfan Tamwifi
Irfan Tamwifi Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

Bagikan Yang Kau Tahu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

8 Alasan Percaya pada Keshahihan Nasab Baalawi

11 Juni 2024   23:03 Diperbarui: 14 Juni 2024   09:49 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

8.   Keramat dan Syafaat

Hal paling ditakutkan oleh kebanyakan masyarakat muslim tradisional adalah yang berkenaan dengan keyakinan atas hal-hal yang dinilai keramat. Keyakinan bahwa habaib adalah keturunan nabi membuat masyarakat menempatkan mereka sebagai manusia keramat. Masyarakat tidak berani mengambil resiko spiritual bila tidak memulyakan para habaib seperti yang diajarkan oleh para tokoh agama.

Hal ini tidak lepas dari berbagai doktrin yang diajarkan pada mereka bahwa tidak memulyakan, menghina apalagi membatalkan nasab cucu nabi dapat mengakibatkan mati dalam keadaan kafir. Ada pula doktrin yang mengajarkan bahwa bila makam pembenci cucu nabi digali diyakini mayatnya tidak menghadap kiblat dan berbagai ancaman spiritual serupa. 

Hal paling menakutkan lagi adalah resiko bagi orang yang tidak percaya bahwa Habaib keturunan nabi. Mereka terancam tidak mendapat syafaat nabi di hari kiamat. Doktrin ini begitu kuat dikarenakan banyak penceramah Baalwi maupun pribumi yang mengajarkan bahwa salah satu sarana mendapat syafaat nabi di hari kiamat adalah dengan cara memuliakan mereka yang diyakini sebagai dzuriyyah nabi. Hal ini dikarenakan nabi konon tidak mengharap apa-apa dari risalah kenabiannya, selain berharap anak cucunya dimulyakan.

Bahkan masyarakat yang mulai ragu atas keshahihan nasab Baalwipun banyak yang lebih memilih jalan aman. Sekalipun mampu memahami alasan menolak keshahihan nasab Baalwi, tetapi mereka memilih tetap percaya atas keshahihan nasab Baalwi. Sevalid apapun sebuah kajian nasab, tidak mampu menghapus rasa kuatir mereka, bilamana hasil penelitian tersebut mengandung kesalahan. Dari sinilah muncul ungkapan lebih baik salah mencintai dari pada salah membenci.

Penutup

Di tengah silang pendapat tentang validitas nasab Baalwi, masyarakat yang memilih percaya pada keshahihan nasab Baalwi lebih mendasarkan sikap dan keyakinannya berdasarkan kebenaran otoritatif, yaitu kebenaran yang disandarkan atas sikap dan pendapat orang yang dipandang lebih terpercaya. Tidak penting lagi apakah sikap dan pandangan tokoh tertentu memiliki dukungan data atau tidak, mereka lebih mempercayakan sepenuhnya pada otoritas tokoh tersebut sebagai sandaran kebenaran.

Alasan percaya pada keshahihan nasab Baalwi memang tidak didasarkan atas data dan bukti ilmiah. Kuatnya doktrin-doktrin keakheratan membuat kebanyakan orang tidak berani mengambil resiko berkenaan dengan hal-hal yang diyakini berkaitan dengan nasib mereka di akherat kelak. Ancaman mati dalam keadaan kafir atau tidak mendapat syafaat nabi di hari kiamat adalah ancaman paling mengerikan bagi mereka yang tidak terlalu mempercayai sains dan akal sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun