"Kalau bukan karena ketulusan cintanya, mungkin papa nggak bisa jadi manusia lagi seperti saat ini. Apalagi menjadi ustadz dan jadi panutan banyak orang" Jelasku lagi.
"Bener begitu, bu?" Tanya anak gadisku serius. Istriku hanya menganggup haru.
"Kisah-kisah masa lalu dibuat untuk mendidik anak-anak. Dikemas jadi cerita begitu supaya mudah diingat dan diceritakan. Karena itu, ajari adikmu bukan hanya dengan kekuatan kecerdasanmu, tapi juga ketulusan cintamu" Jelasku, yang disambut Zahra hanya dengan mengangguk-angguk.
"Papa pelnah jadi pangelan kecoa?" Tanya si kecil Salma yang masih cidal memecah keharuan.
"Hmm, sayang" sahutku mengiyakan.
"Kecoaknya segede apa?" Tanyanya yang membuat kami serentak tertawa, dan berebut menciuminya dengan gemas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H