Yah begitu lah Pak Sigit orangnya nyantai, dia selalu bisa mengikuti arusku berbicara. Aku suka seperti itu, karena aku butuh dukungan apa yang aku rasakan dong.
Sesampainya sekolah, aku turun dari mobil, masih dengan suasana hepi tanpa kusadari ternyata dari tadi aku masih saja senyum-senyum sendiri sampai masuk ke ruang kelas.
"Hei... sehat kan?" tanya Ita mendekatiku yang sedang duduk.
"Eh udah dateng kamu Ta," ucapku
"Yee aku dari tadi disini kok, ngapain kamu senyum-senyum sendiri gitu?" tanya Ita lagi.
Lalu aku menarik tangan Ita supaya lebih dekat denganku. "Sini aku ceritain Ta. Kamu tau Igan?"
"Temen kamu yang model itu kan, yang waktu beberapa hari kemarin kamu ceritain sama aku?" tuturnya.
Aku memang sempat bercerita dengan Ita tentang Igan beberapa waktu yang lalu.
"Yup bener banget Ta. Jadi kemarin aku diajakin hangout tuh sama dia, terus dia nembak aku." bisikku
"Wuidiiiiihhh jadi pacaran nih kalian? Hangout kemana sih emangnya?" sosor Ita.
"Biasa lah, ke Mall. Cuma makan aja sih. Aku yang bayar kok," selorohku pada Ita