"Udah siap?" tanyanya dengan memberikan helm untukku sembari melemparkan senyuman manis.
"Iya ayok," ucapku berpura-pura biasa aja. Padahal kalau boleh jujur jantungku berdegup kencang. Apalagi harus membonceng dia. Tiba-tiba tangannya meraihku dan memintaku untuk memegang pinggangnya. Entah kenapa aku tak menolaknya.
Aku sampai di sebuah mall pusat kota kawasan simpang lima. Usai memarkirkan motornya kami memasuki mall itu. Melihat sekeliling mall yang cukup rame. Ada yang berpasangan pacarnya, ada yang rame-rame dengan temannya, ada pula yang datang sekeluarga. Ini kan hari Minggu jadi pantas saja kalau Mall terlihat lebih ramai dari hari biasanya.
"Makan disana aja yok," ajak Igan sambil menunjukkan arah foodcourt yang ada di ujung.
"Iya deh aku ngikut aja," kataku.
Lagi-lagi ia meraih tanganku, menggenggamnya kuat membuatku tak kuasa menolak.
"Nah duduk disini aja, yang nggak terlalu berisik," katanya dengan menarik kursi memintaku duduk.
Kemudian tak lama kemudian waiters pun datang dengan menyodorkan menu. Aku memilih menu yang aku suka di foodcourt ini, nasi goreng dan jus alpokat. Igan pun juga memilih menu yang sama denganku. Sambil menunggu makanan dan minuman datang, kami mengobrol-ngobrol.
"Iriana..." Igan membuka obrolan.
"Iya mas?" tanyaku. Sebetulnya dari tadi aku gugup sekali berhadapan dengan dia, namun sebisa mungkin menutupi rasa gugupku.
"Boleh aku tanya sesuatu yang agak privasi?" tanyanya tiba-tiba.