Miar adalah cowoknya Mitha. Orangnya sih bisa dibilang nggak tampan alias biasa aja. Hobinya tiap hari godain Sukma. Itu lah yang bikin Mitha salah paham. Dikirain Sukma yang sering godain Miar, padahal cowoknya aja tuh yang kegatelan.
"Aduh udah deh Mi, kamu nggak lihat apa tuh pipi Sukma jadi merah kayak gitu gara-gara kamu," kataku tiba-tiba.
"Loh..loh.. emangnya kenapa pipimu? Kenapa merah begitu? Kok bisa gara-gara aku?" tanya Miar dengan gayanya yang sok perhatian.
Ketika Miar hendak mengusap pipi Sukma yang terkena tamparan Mitha, tiba-tiba Mitha sudah ada di belakang Miar.
"Hai Sayang," kata Mitha sambil memeluk Miar dari belakang.
"Oh hai juga sayangku, udah datang kamu rupanya," sahut Miar lalu menoleh ke arah Mitha dan mengecup pipinya dengan manja.
Uh dasar cowok playboy, batinku.
"Ini lho sayang, hmm aku lupa ngerjain PR fisika, mau nyontek punya Iriana, iya kan Iriana?" tanya Miar dengan mengerlingkan mata seolah memberiku kode.
"Oh iya, ini PR fisikanya," jawabku sambil menyodorkan buku ke arah Miar.
Dengan cepat buku itu di ambil Miar di bawanya duduk ke bangkunya. Aku masih memperhatikannya. Miar menyalin PR fisika itu ke buku miliknya. Ingin rasanya aku bongkar semua bahwa Miar lah yang selalu menggoda Sukma. Sukma tak mempunyai salah apapun. Tapi mulutku seperti tak kuasa. Sebenarnya kasihan juga Sukma, hampir tiap hari menjadi bulan-bulanan Mitha.
Tak terasa aku sudah tiga tahun bersekolah di sini. Suka duka semuanya aku alami. Sebentar lagi aku akan lulus dan mulai kehidupan baru lagi di SMA. Orangtuaku pun mulai sibuk mencarikanku sekolah yang bagus.
***
Menginjak masa SMA tentunya usiaku makin dewasa. Aku mendafar di SMA Negeri dan seperti biasa aku mulai beradaptasi dengan lingkungan baru, teman baru, dan juga mata pelajaran yang baru pula.