Mohon tunggu...
DIODILANDINAN
DIODILANDINAN Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis online

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Dia Masa Depanku

12 September 2023   00:09 Diperbarui: 12 September 2023   00:12 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namaku Iriana, aku lahir di Kota Semarang dan alhamdulilah keluarga yang terbilang berkecukupan dari segi materi. Jika dibandingkan dengan teman-temanku, aku sangat bersyukur dengan keadaanku.

Papaku seorang kontraktor. Mamaku seorang Pegawai Negeri Sipil di sebuah instansi pemerintah. Aku sendiri anak pertama dan mempunyai seorang adik perempuan.

Meskipun aku terlahir dari keluarga yang berkecukupan, aku tidak suka perawatan dan hidup bermewah-mewahan. Oleh karena itu mungkin aku tidak cantik seperti teman-temanku. Aku ya seperti ini biasa saja. Postur tubuhku tidak terlalu tinggi dan aku tidak bisa dibilang kurus. Yah meskipun overweight juga sih.

Oke find, cerita ini berawal dari aku duduk di bangku SD ya. Papaku dengan pekerjaan seorang kontraktor, mau tidak mau menjadi orang yang super sibuk sampai-sampai mengantar jemputku sekolah saja nggak sempat.

Ketika sarapan bareng keluarga, papaku berbicara singkat denganku.

 "Gimana kalo mulai besok papa carikan sopir aja ya buat kamu, papa nggak sempat lagi mengantarkanmu. sekolah,"katanya sambil sesekali matanya melihat ke arah mamaku.

"Kalo aku sih ngikut aja gimana baiknya Pa," jawabku singkat juga.

Akhirnya Papaku memutuskan untuk mencari driver alias sopir pribadi. Sebenarnya entah kenapa ya aku dari kecil memang ada perasaan tidak nyaman dengan orangtua.

Sedari kecil aku memang lebih nyaman untuk bercerita dan bermain dengan pembantu, begitu juga dengan sopirku. Aku juga lebih nyaman bercerita dengan sopirku.

Oh iya satu lagi, perbedaan watak dan karakter antara aku dan adikku membuat hubungan kita jauh. Kami nyaris tidak pernah bercerita atau bersenda gurau. Jadi ya ngobrol yang penting-penting saja.

Aku bukan lah anak yang pandai dalam semua mata pelajaran. Yah meskipun nggak terlalu bodoh juga sih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun