Mohon tunggu...
Nashwa Aulia Ardhini
Nashwa Aulia Ardhini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University

Saya sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Efektif Kampanye Politik di Media Sosial Instagram

13 Februari 2024   16:18 Diperbarui: 23 Februari 2024   19:28 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://mediadesa.id/strategi-kampanye-media-sosial-peserta-pemilu-pemilu-2024/ (Kampanye Media Sosial)

Strategi Keberhasilan Kampanye Politik di Media Sosial Melalui Personal Branding 

Personal branding, dan kampanye politik sangat terkait. Pada kampanye politik, personal branding sangat penting. Sebagai cara untuk menciptakan citra yang kuat, dan positif. Hidayati (2024:434) mengatakan, seorang kandidat dapat meningkatkan daya tariknya di mata pemilih dengan menggunakan personal branding yang konsisten. Hal ini juga, dapat menunjukkan identitas dan nilai-nilai yang dimiliki. Oleh karena itu, dalam kampanye politik personal branding sangat penting. Hal ini dapat memungkinkan kandidat untuk membangun citra yang meyakinkan, dan menarik di mata pemilih.

Sementara itu menurut Guervitch et al (2009) menjaga pengelolaan media sosial instagram untuk selalu up to date, dan dapat melayani publik dalam memberikan informasi tidaklah mudah. Konsistensi, menjadi kata kunci yang perlu dipahami oleh politisi. Oleh karena itu, personal branding yang konsisten dapat memberi pengikutnya kesan profesionalisme, kesetiaan, dan kepercayaan. Politisi dapat membangun, dan mempertahankan hubungan yang positif dengan masyarakat. Hal tersebut, dapat meningkatkan efisiensi kampanye melalui media sosial jika mereka menyadari pentingnya konsistensi.

Menurut Hidayati (2024:437-438) sebagai kandidat presiden pada pemilu 2024, Anies Baswedan berusaha meningkatkan reputasinya, untuk menarik simpati pemilih. Ini adalah penjelasan delapan konsep personal branding yang digunakannya :

1. Spesialisasi (The Law of Specialization)

Sebagian besar unggahan Anies, berkonsentrasi pada pertemuan dengan berbagai ulama dan pesantren. Selama kegiatan tersebut, Anies juga terlihat melakukan sholat dan doa bersama. Selain itu, aspek akademik Anies Baswedan menjadi pusat percakapan dengan pengusaha, masyarakat, dan mahasiswa. Selain itu, komentar yang ia unggah mencerminkan pengalamannya sebagai kepala daerah, menunjukkan empati dan berusaha menyelesaikan masalah masyarakat selama kunjungan kampanyenya.

2. Kepemimpinan (The Law of Leadership)

Karir Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Rektor Universitas Paramadina, menunjukkan bahwa ia adalah sosok pemimpin yang kredibel. Anies menunjukkan sikap pemimpin, dalam memberikan solusi dan masukan untuk masalah masyarakat dalam unggahannya. Selama kampanye, ia juga menjadi imam di beberapa masjid yang ia kunjungi. Ini adalah contoh sikap pemimpinnya.

3. Kepribadian (The Law of Personality)

Anies menunjukkan kepribadiannya, melalui berbagai postingannya di Instagram. Aspek religiusitasnya terlihat dari kunjungannya, yang sering ke pesantren. Toleransinya ditunjukkan dengan berkumpul, bersama orang-orang dari berbagai agama. Baik infografis tentang programnya, maupun unggahan diskusi dengan mahasiswa menunjukkan sisi muda dan kreatifnya. Selain itu, interaksinya dengan pasangan calon wakil presiden, Muhaimin Iskandar, menunjukkan sisi komedinya.

4. Perbedaan (The Law of Distinctiveness)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun