Dengan cara ini, Prabowo dapat mendekati pemilih muda dengan cara yang lebih intim dan menarik, memberi kesan bahwa dia adalah seorang pemimpin yang peduli dengan masalah mereka seperti pendidikan, karir, dan teknologi.
- Dampak komunikasi terhadap mayarakat
Hal ini berdampak saat proses komunikasi politik Prabowo telah berubah, dan dia sekarang berbicara dengan Gen Z melalui media sosial, yang memengaruhi dinamika politik di Indonesia. Sebagian besar pemilih, generasi muda, lebih sering menggunakan media sosial dan platform digital lainnya untuk mencari informasi.
Oleh karena itu, politisi yang dapat memanfaatkan media sosial dengan baik memiliki kemungkinan besar untuk mempengaruhi pendapat publik dan memenangkan hati pemilih muda. dengan politisi memengaruhi persepsi publik tentang calon pemimpin. Berhasil menarik perhatian Gen Z melalui gaya komunikasinya yang lebih santai dan dekat dengan kehidupan mereka menunjukkan betapa pentingnya menggunakan media dalam kampanye politik. Sebaliknya, media juga dapat berfungsi sebagai alat untuk menguji kredibilitas dan konsistensi pesan politik, yang pada gilirannya memengaruhi pilihan politik pemilih.
Dengan reputasi tegas dan militeristis, Prabowo Subianto memulai karier politiknya dengan gaya komunikasi yang formal dan serius. Namun, Prabowo mulai menunjukkan perubahan besar dalam komunikasinya seiring waktu, terutama menjelang pemilihan 2019 dan 2024. Ia berharap dapat berinteraksi dengan generasi muda, terutama Gen Z, yang terkenal aktif di media sosial dan menyukai gaya komunikasi yang lebih santai dan akrab. Keterlibatan Prabowo dalam tren "joget gemoy", yang menjadi viral di media sosial, terutama di TikTok, adalah salah satu contoh perubahan gaya komunikasi Prabowo.
Prabowo yang mengikuti gerakan joget yang sedang populer di kalangan remaja dalam video tersebut. Untuk menunjukkan sisi humanis yang mudah diterima oleh generasi muda, tindakan ini merupakan strategi komunikasi yang cerdas. Dengan melakukan ini, Prabowo ingin menunjukkan bahwa dia adalah seorang pemimpin yang mampu mengikuti perkembangan zaman, dan dia juga ingin membangun hubungan dengan pemilih muda yang lebih sering menggunakan media digital. Interaksi langsung Prabowo dengan Gen Z melalui media sosial juga menunjukkan perubahan gaya komunikasi ini.
Dia mulai lebih aktif berinteraksi dengan publik melalui platform seperti Instagram dan TikTok, memberi pengikutnya kesempatan untuk mengenalnya lebih dekat. Untuk menurunkan kesan tegas atau keras yang selama ini melekat pada dirinya, Prabowo mengunggah konten yang lebih ringan, seperti berbagi momen kebersamaan dengan teman atau keluarganya. Maka dari itu Prabowo berharap dapat mendapatkan simpati dari generasi muda yang selama ini mungkin merasa terasing dari komunikasi politik yang terkesan formal dan jauh dari kehidupan sehari-hari.
Hal ini menunjukkan bagaimana politisi dapat memanfaatkan media sosial untuk membangun citra yang lebih relevan dan inklusif di mata publik, terutama di kalangan pemilih muda.
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan media massa dan teknologi digital telah mengubah komunikasi politik di era demokrasi modern, khususnya di Indonesia. Prabowo Subianto adalah contoh nyata dari perubahan ini, dengan memanfaatkan media sosial dan tren budaya populer seperti "joget gemoy", dia berhasil mengubah citranya dari sosok yang tegas dan militeristis menjadi pemimpin yang lebih dekat dan mudah diakses oleh publik.
Perubahan dalam gaya komunikasi ini menunjukkan upaya Prabowo untuk menarik pemilih muda dan peran penting media dalam membentuk opini publik dan memengaruhi dinamika politik. Politisi yang pandai menggunakan media sosial memiliki kemungkinan lebih besar untuk mempengaruhi persepsi publik dan memenangkan hati pemilih.
Oleh karena itu, komunikasi politik yang efektif di era komputer dan internet harus mampu menjembatani perbedaan antara politisi dan masyarakat, membangun hubungan yang lebih dekat dan relevan, dan memenuhi kebutuhan dan keinginan generasi muda yang semakin aktif di dunia maya.
Intinya Prabowo Subianto berhasil mengubah cara dia berkomunikasi politik dalam pemilihan sebelumnya dengan memanfaatkan kekuatan media sosial dan media konvensional. Ia tidak hanya membahas masalah politik yang signifikan, tetapi juga berusaha menghubungi generasi muda dengan cara yang lebih ramah, intim, dan santai.