Sebuah Adaptasi yang Berbeda Namun Tetaplah Indah
Bukanlah hal yang mudah untuk sang sutradara, Yim Soonrye, mengadaptasi dua film sekaligus menjadi sebuah film yang padat. Disamping itu, Little Forest mampu beradaptasi dan dikemas dengan baik agar bisa dinikmati oleh masyarakat Korea Selatan serta menonjolkan khasnya sendiri; mulai dari karakter para tokoh, alur cerita, hingga budaya dan makanan Korea yang menarik.
Tidak ingin membandingkannya dengan versi Jepang, namun tidak bisa dipungkiri bahwa dari segi alur cerita versi Korea Selatan sendiri terlihat lebih padat dan kompleks. Hubungan antara Hyewon dan sang ibu menjadi fokus utama dan bisa membawakan cerita pada film ini menjadi lebih berisi. Walau demikian, hal-hal yang ditunggu para penonton seperti memasak dan berkebun yang menjadi khas dari film ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan versi Jepang. Versi ini memiliki garis besar cerita yang lebih 'terlihat' dari awal hingga akhir.
Walaupun begitu, lika-liku kehidupan Hyewon saat berkebun dan tinggal di desa, membuat hidangan masakan yang secara tak langsung mengingatkannya pada sang Ibu, serta pertemanannya dengan Jaeha dan Eunsook, tetap menjadi yang paling diminati oleh para penonton dari Little Forest.
Lukisan Pedasaan dan Hidangan yang Memanjakan Mata
Berlokasi di sebuah desa di Provinsi Gyeongsang Selatan, Little Forest memanjakan mata para penonton yang lelah dengan keseharian mereka dengan menyajikan pemandangan yang indah dengan sudut yang menarik dari sebuah desa. Bahkan hamparan sawah hijau nan luas sekalipun tampak indah dan menyejukkan mata. Layaknya lukisan menawan yang setiap orangpun mau memajangnya di dalam rumah mereka.
Film ini juga mampu menampilkan keindahan berbeda dari empat musim yang berbeda. Seperti musim panas yang hawanya cukup menyengat apabila berkebun di luar ruangan, namun tetap menyenangkan dengan indahnya langit biru. Atau pada musim gugur yang identik dengan peralihan musim yang cocok membuat hidangan yang diawetkan untuk menghabiskan hari.
Bicara soal hidangan, makanan dan kudapan yang tersaji pada Little Forest sangatlah menggugah selera serta menyenangkan mata para penikmatnya. Identik dengan hidangan sederhana tradisional Korea Selatan dan juga manca negara, sutradara mampu mengambil bagian proses penciptaan makanan-makanan tersebut terlihat cantik dan berhasil membuat penasaran.
Misalnya ketika Hyewon membuat manisan kastanye di musim gugur, atau membuat meokgeolli (minuman beralkohol dari beras) untuk menghangatkan diri di musim dingin, juga saat Ibunya membuat okonomiyaki saat ia masih kecil; semua terlihat sangat menggoda mata dan menggelitik perut para penonton, seolah membisikkan ke telinga untuk membuatnya sendiri di rumah segera.
Film ini juga diiringi musik-musik soundtrack original gubahan Lee Junoh yang sik namun menangkan jiwa dan pikiran. Sehingga sangat mendukung terciptanya suasana yang tentram saat menontonnya.