Industri perfilman Korea Selatan memiliki beragam genre dan topik film yang sangat menarik. Tidak hanya populer dengan film-film romansa, laga, dan fantasi, satu yang tidak kalah menarik yaitu slice of life;Â genre yang menampilkan kehidupan biasa sehari-hari manusia, biasanya berlokasi di suatu perkotaan atau pedesaan. Salah satu diantara filmnya yang populer yaitu Little Forest.
Film ini mengisahkan Hyewon (Kim Taeri), seorang gadis yang memutuskan pergi dari Seoul untuk pulang kembali ke kampung halamannya setelah gagal mengikuti ujian kualifikasi guru dan lelah dengan kehidupan perkotaan. Little Forest menyoroti keseharian Hyewon yang hidup sendiri sembari berkegiatan dalam empat musim berbeda di desa tempat tinggalnya, seperti berkebun, jalan-jalan mengelilingi desa, serta memasak hidangan yang menggugah mata. Hyewon memiliki hubungan yang rumit dengan Ibunya, sehingga apapun yang ia lakukan di desa itu, ada kalanya ia justru teringat dengan sang Ibu yang pergi meninggalkannya.
Hyewon tidak benar-benar sendirian, ada dua sahabatnya yang sejak kecil sampai ia kembali pun suka berada di sisi Hyewon, yaitu Eunsook (Jin Kijoo) dan Jaeha (Ryu Junyeol) yang juga tinggal disana. Mereka bertiga suka menghabiskan waktu bersama, mengobrol tentang kehidupan, kadang berkebun bersama, hingga makan bersama di rumah Hyewon.
Little Forest didasari atas serial manga karya Daisuke Igarashi yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2002. Kemudian serial manga ini diadaptasi dalam bentuk film yang dibagi menjadi dua bagian film, yaitu Little Forest: Summer/Autumn (2014) dan Little Forest: Winter/Spring (2015) yang diperankan oleh Ai Hashimoto. Pada tahun 2018, industri film Korea Selatan pun membuat ulang filmnya dan Kim Taeri ditajuk sebagai pemeran utamanya.
Dinamika Ibu dan Anak Perempuan
Hyewon memiliki hubungan yang cukup rumit dengan sang Ibu. Satu hari saat ia pulang sekolah, Hyewon mendapati Ibunya menghilang entah kemana. Barulah ia tahu bahwa Ibunya pergi untuk mengejar mimpinya yang dulu tertunda, setelah Ayah Hyewon meninggal dunia. Sejak saat itu pendangannya dengan sang Ibu berbeda.
Hyewon benci ketika harus mengingat kembali kenangannya terhadap Ibunya, namun tidak bisa dipungkiri bahwa apapun yang ia kerjakan dan dimanapun ia berada selama ia masih tinggal di desa itu, akan tetap membangkitkan memori sang Ibu.
Makanan yang dibuatkan Ibunya sejak kecil, obrolan sederhana sambil menikmati musim panas, momen terakhir kali ia dan Ibunya bersama; hal-hal kecil itu yang Hyewon tidak sadari telah membentuk dirinya saat dewasa. Menyikapi dunia yang keras dengan caranya dan Ibunya sedari kecil hingga ia tetap bisa bertahan, walau tertatih dan setengah hati menjalaninya, namun Hyewon tetap menikmati kesehariannya di rumah masa kecilnya.
Sebuah Adaptasi yang Berbeda Namun Tetaplah Indah
Bukanlah hal yang mudah untuk sang sutradara, Yim Soonrye, mengadaptasi dua film sekaligus menjadi sebuah film yang padat. Disamping itu, Little Forest mampu beradaptasi dan dikemas dengan baik agar bisa dinikmati oleh masyarakat Korea Selatan serta menonjolkan khasnya sendiri; mulai dari karakter para tokoh, alur cerita, hingga budaya dan makanan Korea yang menarik.
Tidak ingin membandingkannya dengan versi Jepang, namun tidak bisa dipungkiri bahwa dari segi alur cerita versi Korea Selatan sendiri terlihat lebih padat dan kompleks. Hubungan antara Hyewon dan sang ibu menjadi fokus utama dan bisa membawakan cerita pada film ini menjadi lebih berisi. Walau demikian, hal-hal yang ditunggu para penonton seperti memasak dan berkebun yang menjadi khas dari film ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan versi Jepang. Versi ini memiliki garis besar cerita yang lebih 'terlihat' dari awal hingga akhir.
Walaupun begitu, lika-liku kehidupan Hyewon saat berkebun dan tinggal di desa, membuat hidangan masakan yang secara tak langsung mengingatkannya pada sang Ibu, serta pertemanannya dengan Jaeha dan Eunsook, tetap menjadi yang paling diminati oleh para penonton dari Little Forest.
Lukisan Pedasaan dan Hidangan yang Memanjakan Mata
Berlokasi di sebuah desa di Provinsi Gyeongsang Selatan, Little Forest memanjakan mata para penonton yang lelah dengan keseharian mereka dengan menyajikan pemandangan yang indah dengan sudut yang menarik dari sebuah desa. Bahkan hamparan sawah hijau nan luas sekalipun tampak indah dan menyejukkan mata. Layaknya lukisan menawan yang setiap orangpun mau memajangnya di dalam rumah mereka.
Film ini juga mampu menampilkan keindahan berbeda dari empat musim yang berbeda. Seperti musim panas yang hawanya cukup menyengat apabila berkebun di luar ruangan, namun tetap menyenangkan dengan indahnya langit biru. Atau pada musim gugur yang identik dengan peralihan musim yang cocok membuat hidangan yang diawetkan untuk menghabiskan hari.
Bicara soal hidangan, makanan dan kudapan yang tersaji pada Little Forest sangatlah menggugah selera serta menyenangkan mata para penikmatnya. Identik dengan hidangan sederhana tradisional Korea Selatan dan juga manca negara, sutradara mampu mengambil bagian proses penciptaan makanan-makanan tersebut terlihat cantik dan berhasil membuat penasaran.
Misalnya ketika Hyewon membuat manisan kastanye di musim gugur, atau membuat meokgeolli (minuman beralkohol dari beras) untuk menghangatkan diri di musim dingin, juga saat Ibunya membuat okonomiyaki saat ia masih kecil; semua terlihat sangat menggoda mata dan menggelitik perut para penonton, seolah membisikkan ke telinga untuk membuatnya sendiri di rumah segera.
Film ini juga diiringi musik-musik soundtrack original gubahan Lee Junoh yang sik namun menangkan jiwa dan pikiran. Sehingga sangat mendukung terciptanya suasana yang tentram saat menontonnya.
Penutup
Akhir kata, Little Forest adalah film yang tidak bisa dilewatkan begitu saja oleh penikmat film. Apabila kalian pulang dari berkegiatan atau memiliki hari yang tidak begitu bagus, membutuhkan tontonan yang menyenangkan namun tetap santai serta menyemangati hari dengan tenang, film ini mungkin bisa menjadi teman kalian di malam hari sambil menikmati makan malam yang nikmat. Little Forest bisa disaksikan di tubi TV.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI