Dampak pembantaian peristiwa perang sampit akhirnya sudah diujung tanduk, dari aparat keamanan dan pemerintah telah mendapatkan solusi agar konflik tersebut reda. Dengan usaha keras pemerintah yag mengavakuasi warga, meningkatkan keamanan, mengadakan rehabilitas mental serta menangkap provokator yang menjadi sumber adanya konflik akhirnya berhasil.Â
Akibat dari tragedi itu banyak warga yang trauma, hal ini perlu adanya rehabilitas mental khususnya bagi Suku Madura yang kerabatnya menjadi korban pemenggalan kepala oleh Suku Dayak.
Dari sejarah kelam tersebut, dapat kita simpulkan bahwa dalam kasus pembunuhan dan kekerasan antaretnis sangat tidak mencerminkan nilai ketuhanan karena sila ketuhanan sangat menekankan jiwa kemanusiaan. Â
TANGGAPAN DENGAN TEORI KONFLIK IDENTITAS:
1. Identitas Etnis dan KeteganganÂ
Identitas kelompok termasuk budaya, sejarah, dan pengalaman, dapat menjadi sumber konflik. Suku Dayak merasa terancam oleh adanya  Suku Madura yang meningkat dan perilakunya dianggap tidak menghargai budaya lokal.
2. Kekuasaan dan Dominasi
Adanya perasaan bahwa Suku Madura menguasai perekonomian dan mengabaikan norma-norma lokal menciptakan ketidakpuasan yang mendalamÂ
3. Reaksi Emosional dan Ritual
Praktik ritual yang dilakukan oleh Suku Dayak, seperti perburuan kepala, mencerminkan bentuk pelampiasan kemarahan dan frustrasi. Dalam konteks teori ini, tindakan tersebut bisa dilihat sebagai upaya untuk mengembalikan martabat dan kekuatan identitas mereka yang terancam.Â
UPAYA MENERAPKAN SILA KETUHANAN