Mohon tunggu...
Nasa Natalia
Nasa Natalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Nasa Natalia Prodi Kimia, 223020902015

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penggunaan Pestisida dan Perusakan Habitat Alam Menyebabkan Penurunan Keanekargaman Hayati

24 September 2023   21:39 Diperbarui: 24 September 2023   21:48 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Kontaminasi Air Tanah oleh Pestisida. Sumber https://water.usgs.gov/edu/pesticidesgw.html)

PENGGUNAAN PESTISIDA DAN PERUSAKAN HABITAT ALAM MENYEBABKAN PENURUNAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

OLEH: Nasa Natalia

223020902015

 

PENDAHULUAN

Pestisida pertanian adalah alat kimia ampuh yang dikembangkan, diproduksi, dan digunakan untuk mengurangi kerusakan atau kerugian tanaman akibat organisme hama. Keanekaragaman hama tersebut baik dari segi kelas bahan kimia maupun cara kerjanya memungkinkan dilakukannya pemberantasan organisme hama dengan biaya yang efektif terutama pada skala produksi yang besar dan pada saat yang sama memungkinkan kualitas produk yang seragam untuk pasar global yang besar. Dengan demikian pestisida sangat penting untuk produksi dan penyimpanan ekonomi pangan. Namun, pestisida adalah senyawa yang sengaja dirancang untuk memberikan dampak negative terhadap kelangsungan kehidupan, perkembangan, pertumbuhan dan reproduksi organisme, sehingga dapat memberikan dampak negatif terhadap sejumlah besar non-target. Umum terjadi pada beragam organisme non-target yang sebagian besar tidak berkerabat. Oleh karenan itu pestisida mempunyai potensi dan seringkali disadari bahwa berdampak buruk terhadap keanekaragaman hayati serta struktur dan fungsi ekosisten.

PEMBAHASAN

Dampak Pestisida Terhadap Penurunan Keanekaragam Hayati

Paparan pestisida terhadap keanekaragaman hayati di darat dapat menyebabkan efek mematikan pada tanaman, sehingga terkadang dapat membunuh tanaman non-target. Herbisida fenoksi yang masih tersisa dapat menguap dapat melukai pohon dan semak di dekatnya. Pestisida bahkan memberikan efek terhadap populasihewan di darat. Populasi serangga yang menguntungkan seperti lebah dan kumbang dapat menurun secara signifikan akibat penggunaan insektisida spectrum luas seperti karbamat, organofosfat, dan piretroid. Populasi serangga ditemukan dalam jumlah lebih besar di pertanian organik dibandingkan dengan yang non-organik. Efek sinergis fungsida piretroid dan triazol atau imdazol ternyata dapat membahayakan bagi lebah madu. Intektisida neonicotinoid seperti clothianidin dan imidcloprid juga membawa efek beracun bagi lebah. Imidacloprid bahkan pada dosis rendah berdampak negative terhadap perilaku lebah pada saat mencari makan selain itu juga dapat mengurangi kapasitas atau kemampuan belajar lebah. Efek negatif terbesar yang disebabkan oleh neonicotinoid adalah lenyapnya lebah madu secara tiba -- tiba tepat pada awal abad ke-21. Hal ini menjadi perhatian utama bagi industri makanan yang mana 1/3 produksi makan tergantung pada penyeburkan oleh lebah.

Dampak Pestisida Bagi Habitat Alam

Penggunaan pestisida kimiawi yang berlebihan memberi dampak negatif terhadap lingkungan dan manusia. Kesetimbangan alam terganggu dan akan mengakibatkan timbulnya hama yang resisten, ancaman bagi predator, parasite, ikan, burung dan satwa lain. Salah satu penyebab terjadinyan dampak negatif pestisida terhadap lingkungan adalah adanya residu pestisida di dalam tanah sehingga dapat meracuni organisme non-target, terbawa sampai ke sumber-sumber air dan meracuni lingkungan sekitar. Bahkan, residu pestisida pada tanaman dapat terbawa sampai pada mata rantai makanan, sehingga dapat meracuni konsumen. Ancaman terkait penggunaan pestisida yang tidak terkontrol tidak mungkin diabaikan karena akan memberikan dampak negative bagi lingkungan sekitar. Pestisida di rantai makanan menjadi perhatian terbesar karena secara langsung mempengaruhi predator dan raptor tetapi pestisida juga secara tidak langsung mengurangi gulma, semak dan serangga di mana predator yang lebih tinggi mencari makanan.

Pemakaian pestisida menyebabkan pengaruh buruk dalam air karena dapat menyebabkan fisiologis dan perubahan perilaku dalam populasi ikan,. Pestisida masuk ke air melalui aliran atau pencucian tanah yang langsung ke air permukaan, yang dimana ditemukan dalam beberapa kasusu seperti pengedalian nyamuk. Sekitar 80% oksigen terlarut di sediakan oleh tanaman air dan diperlukan untun kelangsungan kehidupan akuatik.

Solusi Agar Penggunan Pestisida Tidak Mencemarkan Lingkungan Dan Meracuni Organisme Non-Target

Seperti yang kita tau pestisda terkadang memiliki dampak baik dan buruk, pestisida berdampak baik bagi pertanian tetapi berdampak buruk bagi lingkungan dan organisme non-target. Pestisida dapat menjangkau dan mengkontaminasi lahan dan perairan ketika disemprot secara aerial, dibiarkan mengalir dari permukaan ladang, atau dibiarkan menguap dari lokasi produksi dan penyimpanan. Penggunaan pestisida berlebih justru akan menjadikan hama dan gulma resistan terhadap pestisida. Dalam penerapannya, tidak semua pestisida sampai ke sasaran. Kurang dari 20% pestisida sampai ke tumbuhan. Selebihnya lepas begitu saja. Akumulasi dari pestisida dapat mencemari lahan pertanian dan apabila masuk dalam rantai makanan, dapat menimbulkan macam-macam penyakit, misalnya kanker, mutasi, bayi lahir cacat, dan CAIDS. Ada beberapa tumbuhan yang berguna sebagai biopestisida. Misalnya, tahi kotok (Tagetes Erecta Linn). Tumbuhan ini, selain berguna sebagai obat, dapat pula dipergunakan sebagai insektisda alami. Berdasarkan asalnya, bipestisida dapat dibedakan menjadi dua yakni pestisida nabti dan pestisida hayati. Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari tanaman baik dari daun, buah, biji atau akar yang senyawa atau metabolit sekunder dan memilki sifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu. Pestisida hayati merupakan formulasi yang mengandung mikeoba tertentu baik berupa jamur, bakteri, maupun virus yang bersifat antagonis terhadap mikroba lainnya atau menghasilkan senyawa tertentu yang bersifat racun baik bagi serangga (hama) maupun nematode (penyebab penyakit tanaman)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun