Pak Gino masih sulit diajak bicara, dia seperti ketakutan dikejar-kejar sesuatu atau seseorang. Pak Gino hanya duduk di pojok halaman rumahnya, yang sebenarnya sudah bukan halaman lagi. Pandangannya kosong ke arah puing-puing rumahnya yang berserakan. Terus dipandanginya puing-puing rumahnya dengan batin yang berserakan. (*)
Magelang, September 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!