Mohon tunggu...
Narwan Eska
Narwan Eska Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemahat Rupadhatu

Berkelana di belantara sastra, berliterasi tiada henti

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pemahat Rupadhatu

20 Agustus 2019   21:09 Diperbarui: 20 Agustus 2019   21:25 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ampun, Gusti. Hamba merasa pahatan ini juga melukiskan kehidupan manusia. Dan hamba merasa gambaran itu sedang terjadi saat ini, Gusti."

"Maksudmu?"

"Ampun, Gusti. Bukankah kamulan ini ibarat bahita? Dan kita di sini sebagai awak bahita itu? Kita mendengar suara petir dari ujung-ujung cemeti, kita melihat geliat ombak dari ribuan tulang-tulang berbungkus kulit ..."

"Aku tak mengerti maksudmu, Gandapala."

***

Aku merasa kewalahan. Ternyata sang arsitek Candi itu tak mengerti apa yang aku maksudkan. Perumpamaan-perumpamaan itu seakan tak menyentuh hati nuraninya.

"Begini, Gusti. Bahita ibarat sebuah negara. Apabila sang pemimpin bahita tetap berpedoman pada mata angin, mampu membuat rukun awak bahitanya, berbuat adil kepada mereka, niscaya bahita akan melaju mencapai tujuan pelayaran, namun sebaliknya ..."

"Sebaliknya apa, Gandapala?"

"... Bila sang pemimpin tak lagi berpegang mata angin, membiarkan penindasan terjadi di atas geladak, sang juru mudi semaunya sendiri mengarahkan bahita. Maka tinggal menunggu waktu saja. Badai akan menenggelamkan bahita ke dasar Samudra ..."

"Apakah yang kau maksud tentang negeri ini, Gandapala?"

"Saya kira Gusti lebih mengerti ..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun