Mohon tunggu...
Narwan Eska
Narwan Eska Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemahat Rupadhatu

Berkelana di belantara sastra, berliterasi tiada henti

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gerimis yang Menenggelamkan Hati

1 Agustus 2019   08:34 Diperbarui: 1 Agustus 2019   08:41 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar ilustrasi: qureta.com

”Enam tahun, masih TK, Bu!”

”Oh, beruntungnya Ibu memiliki anak. Sudah enam tahun menikah, saya belum juga dikaruniai momongan. Ah, tentu dia cantik seperti ibunya.” Aku berusaha menyegarkan raut mukanya yang mulai dihiasi garis-garis umur itu.

Sebuah senyum tersungging menghapus kedukaan di wajahnya. Tiba-tiba dia balik bertanya.

”Suami Ibu, belum pulang?”

”Oh, belum. Mungkin sebentar lagi”

”Bekerja di mana?”

”Di kota ini. Di perusahaan milik ayah saya”

”Oh, begitu? Wah, pasti suami Ibu juga baik seperti Ibu” Ah, perempuan ini pintar juga membalikkan pujian.

”Beruntunglah Ibu memiliki suami yang tentu sangat baik dan Ibu tentu merasa terlindungi, tidak seperti saya.”

Murni menunduk setelah mengucapkan kata-kata itu. Gerimis sore ini benar-benar menambah pedih di hatinya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun