Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bab Baru Kehidupan Dimulai dengan Buku di Tangan

1 Januari 2025   14:44 Diperbarui: 1 Januari 2025   14:44 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi novel Tere Liye | Dokpri Hasyim

Awal tahun sering kali dipenuhi semangat baru, resolusi ambisius, dan mungkin juga segelas kopi sambil menatap kalender kosong. Kita semua punya cara masing-masing untuk memulai tahun, bukan?

Ada yang langsung sibuk menyusun rencana traveling, ada yang menghabiskan waktu bersama keluarga, dan ada juga yang lebih memilih rebahan sambil scroll media sosial, mencari inspirasi (atau alasan untuk tidak melakukan apa pun). Tapi bagi saya, awal tahun sama halnya awal permulaan hari, dimana saya punya satu ritual yang selalu membuat hidup terasa lebih hidup, yakni membaca.

Sebelum kamu buru-buru berpikir ini akan menjadi tulisan yang "terlalu serius", tenang saja. Membaca itu tidak harus selalu berat. Saya tidak menyuruh kamu langsung membuka buku filsafat atau teori quantum yang bisa membuat pusing.

Membaca itu fleksibel. Mau itu novel ringan, biografi tokoh inspiratif, atau bahkan komik digital favorit kamu, semuanya sah. Yang penting, ada sesuatu di tanganmu yang bisa membuka pikiran, membuat hati lebih hangat, atau sekadar memberi jeda dari rutinitas yang kadang terasa melelahkan.

Ngomong-ngomong soal membaca, saya sedang kepikiran satu hal. Kenapa, ya, kebiasaan ini sering kali diremehkan? Ada kesan kalau membaca itu hanya untuk mereka yang punya banyak waktu atau yang ingin terlihat "pintar". Padahal tidak begitu.

Bagi saya, membaca itu justru seperti me-time. Waktu untuk diam, menyelami cerita, dan ya kalau beruntung menemukan bagian kecil dari diri kita sendiri di setiap halaman.

Di awal tahun ini, saya memulai dengan sesuatu yang ringan tapi tidak kalah berkesan, ya membaca novel karya Tere Liye. Mungkin kamu juga pernah membaca salah satu bukunya? Saya selalu terpikat dengan caranya menulis, cara dia bercerita yang sederhana tapi langsung mengena. Kadang, satu kalimat pendek saja bisa membuat kita merenung lama, seolah ada kaca besar di depan mata yang membuat kita sadar: "Oh, iya, ya. Ini tuh aku banget."

Tetapi membaca itu lebih dari sekadar menikmati cerita. Setiap halaman yang kita buka seperti membuka pintu kecil ke dunia lain. Entah itu kisah seseorang yang hidupnya jauh berbeda dari kita, atau petualangan seru di tempat yang hanya ada dalam imajinasi. Membaca itu seperti berbicara dengan dunia, tanpa harus meninggalkan tempat tidur. Serius, coba saja.

Awal tahun ini, saya percaya kita semua butuh "sesuatu" untuk memulai. Dan bagi saya, sesuatu itu ada di dalam buku. Buku itu tidak pernah meminta apa pun dari kita, selain sedikit waktu dan perhatian. Sebagai gantinya? Ia memberikan kita ide baru, perspektif segar, dan kadang jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang bahkan tidak kita sadari kita miliki.

Tetapi saya paham, tidak semua orang suka membaca. Ada yang bilang, "Buku itu membosankan," atau "Saya tidak punya waktu untuk itu." Kalau kamu termasuk salah satu yang merasa begitu, saya hanya ingin mengatakan: tidak apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun