Kami sadar, masalah yang mereka hadapi jauh lebih besar dari apa yang kami ketahui, namun setidaknya kami ingin menjadi teman bagi mereka dalam mengurai sedikit dari beban yang mereka pikul.
Pertemuan itu berakhir dengan doa bersama. Kami saling menengadahkan tangan, memanjatkan harapan agar segala kesulitan yang sedang dialami dapat segera menemukan jalan keluar. Sebelum meninggalkan pondok, kami saling berpamitan dengan para ibu, memberikan senyuman sebagai tanda dukungan dan semangat.
Di perjalanan pulang, pikiran kami dipenuhi oleh refleksi mendalam tentang kehidupan. Ternyata, berbagi ilmu dan pengalaman bukan hanya sekadar aktivitas mengajar, tetapi juga belajar memahami arti dari keikhlasan dan ketulusan.
Pengalaman ini mengajarkan kami bahwa setiap manusia memiliki cara tersendiri untuk bertahan, dan kebaikan, sekecil apapun itu, tetaplah berarti. Kebaikan bukan soal besar atau kecilnya perbuatan, melainkan ketulusan di baliknya.
Kami mungkin tak akan pernah tahu seberapa besar dampak yang telah kami tinggalkan di hati mereka, tetapi hari itu menjadi pelajaran berharga bagi kami. Bahwa di tengah segala keterbatasan, selalu ada jalan untuk berbagi dan memberi arti, meskipun hanya lewat kunjungan singkat dan beberapa kata penghiburan.
Pena Narr, Belajar Mencoret...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H