Mengarsipkan gagasan tidak berarti menahan diri dari mencoba yang baru, tapi memberikan waktu bagi ide-ide tersebut untuk matang. Jika suatu saat ada gagasan yang tidak masuk akal, mungkin bukan gagasannya yang salah, tetapi kita yang belum sampai pada pemahaman untuk melihat potensi di dalamnya.
Di sisi lain, penting juga untuk menjaga lingkungan yang mendukung berpikir kreatif. Lingkungan yang menstimulasi kebebasan berpendapat dan tidak cepat menghakimi ide-ide aneh bisa menjadi katalis yang baik untuk menghasilkan inovasi.
Â
Lingkungan seperti ini memungkinkan kita untuk bebas mengeksplorasi, menguji, bahkan gagal tanpa rasa takut atau malu. Bayangkan jika seorang pelukis terjebak dalam lingkungan yang selalu menuntutnya menghasilkan karya "sempurna". Ia mungkin akan ragu untuk bereksperimen dengan teknik baru atau mengeksplorasi tema yang tidak lazim.
Mengapresiasi kekacauan dalam berpikir mungkin terdengar kontradiktif, tetapi kenyataannya, itulah yang seringkali menjadi sumber terobosan. Ketika kita berhenti mengendalikan dan mulai mengizinkan diri untuk tersesat, kita sebenarnya tengah membuka diri untuk kemungkinan-kemungkinan baru yang tidak terpikirkan sebelumnya.
Kacau bukan berarti salah, justru mungkin itu adalah proses awal yang penuh potensi. Berani menerima kekacauan dalam berpikir bukan hanya sekadar berpikir di luar kotak, tapi juga sebuah perjalanan untuk menemukan makna di balik ketidakpastian dan terobosan di balik setiap kekacauan yang tampaknya tidak terkendali.
Pena Narr, Belajar Mencoret...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H