Namun, setiap skripsi memiliki keunikan dan tantangannya sendiri. Membandingkan diri dengan orang lain hanya akan membebani diri sendiri dan menghambat proses kreatif serta produktivitas.
Dalam hal ini, dukungan dari dosen pembimbing, teman-teman, dan lingkungan sekitar sangat penting agar mahasiswa merasa didukung dan tidak terbebani secara emosional. Dosen dan pembimbing sering kali mengingatkan mahasiswa bahwa skripsi bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan bagian dari proses belajar.
Skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai dan menunjukkan proses belajar yang dijalani dengan sungguh-sungguh. Selesainya skripsi juga memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk melanjutkan ke fase kehidupan selanjutnya, baik itu melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi maupun memulai karier profesional.
Dalam hal ini, yang utama adalah bagaimana skripsi tersebut membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kemampuan analisis, dan ketekunan dalam menyelesaikan tugas yang kompleks. Semua ini akan menjadi bekal yang berharga dalam perjalanan hidup.
Jadi, untuk semua mahasiswa yang sedang berjuang menyelesaikan skripsi, jangan terlalu fokus pada hasil yang sempurna atau teori yang benar-benar baru. Fokuslah pada proses belajar dan pengalaman yang diperoleh selama perjalanan ini.
Ingatlah bahwa skripsi yang baik adalah skripsi yang memberikan manfaat bagi diri sendiri, bukan semata-mata memenuhi ekspektasi tinggi. Dengan menghilangkan tuntutan untuk menjadi sempurna, kita dapat menikmati setiap langkah dalam proses penelitian, dan pada akhirnya menyelesaikan skripsi dengan rasa puas dan bangga atas pencapaian kita sendiri.
Pena Narr, Belajar Mencoret...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H