Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tuntas Tanpa Harus Sempurna, Menggali Esensi di Balik Skripsi

4 November 2024   15:49 Diperbarui: 4 November 2024   15:54 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang benar bahwa skripsi adalah langkah penting dalam perjalanan akademis seorang mahasiswa, namun langkah ini tidak harus menjadi beban yang menakutkan. Banyak mahasiswa yang merasa terlalu terbebani oleh harapan yang terlalu tinggi terhadap diri sendiri, atau bahkan dari lingkungan sekitar.

Padahal, setiap orang memiliki proses yang berbeda dalam menyelesaikan skripsi. Sifat perfeksionis yang kadang muncul, bukannya memberikan dorongan positif, justru dapat menjerumuskan kita pada perasaan cemas berlebihan.

Ilustrasi sifat perfeksionis dalam penelitian | Image by Kompas.id/Supriyanto
Ilustrasi sifat perfeksionis dalam penelitian | Image by Kompas.id/Supriyanto

Sering kali, upaya untuk membuat skripsi sempurna malah membuat mahasiswa terjebak dalam revisi yang berulang-ulang hingga akhirnya merasa lelah dan kehilangan motivasi.

Kita perlu menyadari bahwa skripsi yang baik bukan berarti sempurna tanpa cela, melainkan skripsi yang sudah melewati proses penelitian sesuai dengan standar akademik yang berlaku.

Jika kita kembali pada esensi dari skripsi, kita akan melihat bahwa pengalaman meneliti jauh lebih penting daripada hasil akhir. Pengalaman ini mengajarkan banyak hal, seperti bagaimana bekerja secara mandiri, mengelola waktu, serta menghadapi tantangan dan hambatan yang mungkin muncul selama proses penelitian.

Keterampilan ini adalah modal yang sangat berharga ketika mahasiswa memasuki dunia profesional, di mana kemampuan berpikir kritis, kemampuan dalam menganalisis data, dan ketekunan adalah hal yang sangat dihargai.

Dengan demikian, fokus utama seharusnya tidak hanya pada hasil akhir yang sempurna, melainkan pada proses belajar dan perkembangan pribadi yang diperoleh selama pengerjaan skripsi.

Lebih jauh, dosen pembimbing dan pihak akademik lainnya memahami bahwa mahasiswa yang sedang menempuh skripsi umumnya belum memiliki kemampuan yang sama dengan para peneliti yang berpengalaman.

Oleh karena itu, harapan terhadap skripsi pun diatur agar sesuai dengan kapasitas seorang mahasiswa yang sedang belajar, bukan seorang ahli.

Yang diinginkan dari sebuah skripsi adalah menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut mampu memahami topik yang dipelajari, menjalankan metode penelitian dengan benar, dan dapat mempresentasikan hasil penelitiannya dalam bentuk yang terstruktur dan logis.

Hal ini berbeda dengan penelitian tingkat lanjut yang menuntut penemuan atau inovasi besar. Di tingkat skripsi, yang lebih penting adalah mengasah keterampilan dasar yang akan menjadi fondasi dalam perjalanan karier akademik maupun profesional.

Menulis skripsi juga bisa menjadi sarana untuk melatih kepercayaan diri. Sering kali, mahasiswa merasa ragu atau minder terhadap apa yang telah mereka tulis, terutama jika merasa skripsi mereka tidak sekompleks atau sesulit teman-teman mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun