Bayangkan jika pandangan ini terus berlanjut, jumlah guru yang memiliki semangat dan kualitas semakin berkurang.
Guru bukan lagi orang yang memiliki dedikasi dan cinta pada ilmu, melainkan sekadar orang yang ingin "bekerja".
Apakah kita rela menyerahkan masa depan generasi kita di tangan orang-orang yang hanya menganggap profesi ini sebagai jalan pintas untuk mendapatkan gaji, tanpa ada niat untuk mendidik dengan sepenuh hati?
Sejarah sudah menunjukkan kepada kita betapa pentingnya peran guru dalam membentuk peradaban. Kita semua tahu bahwa guru memiliki peran vital dalam mempersiapkan generasi penerus.
Sosok guru adalah pahlawan yang sering kali terlupakan, tapi merekalah yang berperan besar dalam membentuk karakter dan pengetahuan seorang individu.
Bagaimana kita bisa mengharapkan lahirnya generasi cerdas, kritis, dan berintegritas jika tenaga pendidiknya tidak dibekali dengan kualitas dan semangat yang sepadan?
Sayangnya, banyak yang mulai mengabaikan aspek-aspek idealis dalam profesi guru dan hanya terjebak dalam realitas finansial yang serba pragmatis.
Saya bukan tidak paham bahwa kesejahteraan guru memang masih menjadi isu penting. Tidak bisa dipungkiri bahwa rendahnya gaji guru kerap menjadi alasan mengapa banyak orang menghindari profesi ini.
Namun, yang harus kita sadari adalah bahwa kualitas pendidikan tidak hanya bergantung pada angka gaji, melainkan pada seberapa besar kita menghargai proses belajar-mengajar itu sendiri.
Ketika guru dipandang rendah, maka secara tidak langsung kita juga sedang merendahkan masa depan anak-anak kita. Pendidikan adalah kunci untuk menciptakan generasi emas, dan guru adalah penjaga kunci tersebut. Maka, bukankah seharusnya kita mulai merubah cara pandang kita terhadap profesi ini?
Jika guru hanya dianggap sebagai profesi dengan gaji rendah, maka logika yang sama bisa diterapkan pada profesi-profesi lain yang juga krusial, namun sering kali dianggap remeh.