Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Koneksi yang Berkualitas, Saatnya Jadi Selektif dalam Pertemanan

29 September 2024   19:01 Diperbarui: 29 September 2024   19:11 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sini, pentingnya selektif berteman. Bukan berarti kamu harus langsung memutus semua hubungan yang nggak ideal, tapi mulai perlahan-lahan mengurangi interaksi dengan orang-orang yang Cuma bikin capek.

Fokuslah pada orang-orang yang benar-benar peduli denganmu dan memberikan energi positif. Hidup jadi lebih ringan dan pikiran lebih tenang.

Pertemanan Itu Bukan Kompetisi

Di media sosial, kita sering kali terjebak dalam ilusi bahwa pertemanan itu semacam kompetisi. Ada yang punya ratusan atau bahkan ribuan followers, dan kita jadi merasa kalau pertemanan adalah soal angka. Padahal, pertemanan sejati nggak bisa diukur dari seberapa banyak teman yang kita punya di Instagram atau Facebook.

Pertemanan yang berkualitas lebih kepada bagaimana kita saling mendukung, menghargai, dan tumbuh bersama. Orang yang benar-benar peduli padamu nggak peduli dengan status sosial atau pencitraan.

Mereka hadir karena tulus, bukan karena ingin numpang popularitas. Jadi, jangan sampai pertemananmu hanya soal pencitraan atau pamer di sosial media. Fokus pada hubungan yang nyata dan bermakna.

Tanda-tanda Kamu Perlu Pilah Teman

Sekarang, gimana sih cara tahu kalau kamu perlu mulai memilah teman? Ada beberapa tanda yang bisa kamu perhatikan.

Pertama, kalau kamu sering merasa capek secara emosional setelah berinteraksi dengan seseorang, mungkin sudah waktunya kamu mengurangi intensitas pertemanan dengan dia. Teman sejati nggak akan bikin kamu merasa drained atau lelah secara mental.

Kedua, kalau kamu merasa selalu menjadi orang yang memberi lebih banyak daripada menerima, itu juga tanda kalau hubungan pertemanan ini nggak seimbang. Pertemanan yang sehat itu saling memberi, bukan hanya satu pihak yang terus berkorban.

Ketiga, kalau kamu merasa selalu harus menjadi orang lain atau menyesuaikan diri demi diterima, itu juga sinyal yang buruk. Teman yang baik akan menerima kamu apa adanya, tanpa harus mengubah dirimu.

Mulai dari Diri Sendiri

Jadi, bagaimana cara mulai jadi lebih selektif dalam berteman tanpa terkesan sombong atau egois? Mulailah dari diri sendiri. Coba refleksikan, apa yang kamu harapkan dari sebuah hubungan pertemanan? Apakah kamu ingin teman yang bisa saling mendukung, atau hanya teman buat sekadar nongkrong? Dengan mengenal dirimu sendiri, kamu bisa lebih mudah menentukan siapa yang benar-benar cocok berada di sekitarmu.

Selain itu, cobalah untuk bersikap lebih terbuka terhadap orang baru, tapi tetap berhati-hati dalam membangun hubungan. Kamu nggak harus langsung menutup diri dari pertemanan baru, tapi ingatlah bahwa nggak semua orang pantas masuk ke dalam "inner circle"-mu.

Pilih Teman yang Bisa Tumbuh Bersama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun