Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Obrolan Paling Mahal, Mahasiswa Akhir dan Dosen Pembimbing

27 September 2024   18:31 Diperbarui: 28 September 2024   13:35 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bimbingan bersama dosen pembimbing  | Image by Campuspedia.id

Bagi mahasiswa akhir, ada satu jenis obrolan yang bisa dibilang paling mahal. Bukan tentang uang, tetapi tentang nilai yang terkandung di dalamnya. Ya, itulah obrolan antara mahasiswa akhir dan dosen pembimbing.

Pertemuan ini bukan sekadar soal "progress skripsi sampai mana" atau "revisi yang belum selesai." Lebih dari itu, ada nasihat-nasihat, pelajaran berharga, bahkan doa yang terkadang terucap dengan tulus dari seorang dosen pembimbing (dospem) kepada mahasiswa.

Bagi sebagian besar mahasiswa, setiap kali mendengar kata "dospem," ada perasaan yang bercampur aduk antara takut, khawatir, tetapi juga penuh harap. Takut karena tak jarang ada revisi besar yang mungkin akan diberikan, khawatir jika progres skripsi belum sesuai harapan, tetapi juga penuh harap bahwa pertemuan dengan dospem bisa menjadi jalan terang untuk segera menyelesaikan tugas akhir.

Namun, di balik itu semua, interaksi antara mahasiswa akhir dan dospem adalah salah satu pengalaman paling kaya dan bermakna selama masa perkuliahan.

Bukan Sekadar Skripsi, Pelajaran Hidup dari Dospem

Banyak mahasiswa akhir yang berpikir bahwa pertemuan dengan dospem hanya sebatas mengoreksi tulisan atau memberi arahan teknis tentang skripsi. Namun, jika dilihat lebih dalam, di sinilah tempat mahasiswa belajar tentang kehidupan.

Ketika seorang dospem memberikan nasihat, mereka bukan hanya berbicara tentang metode penelitian atau format penulisan, tetapi juga memberikan wawasan tentang bagaimana menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab, ketekunan, dan disiplin.

Ada kalanya dospem akan mengatakan sesuatu yang mungkin tidak disangka-sangka oleh mahasiswa, seperti, "Kamu ini cerdas, tapi kamu terlalu banyak menunda." Nasihat seperti ini, meskipun terdengar sederhana, bisa menjadi tamparan yang menyadarkan bahwa kecerdasan saja tidak cukup.

Mahasiswa belajar bahwa keberhasilan tidak hanya bergantung pada kemampuan akademis, tetapi juga pada bagaimana kita mengelola waktu dan berdisiplin dalam menyelesaikan tanggung jawab.

Nasihat dari dospem sering kali mengandung hikmah yang jauh melampaui urusan akademik. Mereka mengajarkan tentang pentingnya konsistensi, bagaimana menghadapi kegagalan, dan cara bertahan di tengah tekanan.

Mahasiswa akhir sering kali dihadapkan pada dilema besar di satu sisi, mereka ingin segera lulus, di sisi lain, mereka takut jika skripsi mereka tidak sesuai harapan. Di sinilah dospem hadir sebagai sosok yang bisa memberikan pencerahan.

Doa dan Dukungan Emosional

Menariknya, banyak mahasiswa yang mungkin tidak menyadari bahwa dospem tidak hanya memberikan dukungan intelektual, tetapi juga dukungan emosional. Terkadang, di akhir pertemuan, dospem mungkin akan mengatakan, "Semoga sukses, ya.Saya doakan skripsinya lancar." Kalimat ini mungkin terdengar biasa saja, tetapi bagi mahasiswa yang sedang dilanda kecemasan, kata-kata tersebut bisa menjadi penyemangat luar biasa.

Doa dari seorang dospem, meskipun sederhana, memiliki arti yang dalam. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya peduli pada hasil akademis, tetapi juga pada kesejahteraan mahasiswa secara keseluruhan.

Bagi mahasiswa, ini bisa menjadi momen di mana mereka merasa dihargai sebagai individu, bukan hanya sebagai "pembuat skripsi." Dospem tidak jarang menjadi sosok yang lebih dari sekadar pembimbing akademis mereka adalah mentor yang peduli dengan perjalanan hidup mahasiswa di luar kampus.

Pelajaran Tentang Tanggung Jawab

Obrolan dengan dospem sering kali menjadi ajang refleksi bagi mahasiswa tentang tanggung jawab. Menghadapi dospem dengan pekerjaan yang setengah jadi, tidak rapi, atau bahkan belum dikerjakan, bisa membuat seorang mahasiswa merasa bersalah.

Dari sini, mahasiswa belajar tentang konsekuensi dari menunda-nunda pekerjaan dan pentingnya menyelesaikan tanggung jawab tepat waktu. Dalam dunia kerja nantinya, hal ini akan menjadi pelajaran berharga. Skripsi, meskipun terlihat sebagai tugas akademik adalah miniatur dari tanggung jawab yang lebih besar di dunia nyata.

Selain itu, dospem mengajarkan pentingnya kesabaran. Skripsi bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan dalam semalam. Ada proses panjang, revisi berkali-kali, dan diskusi yang tidak berkesudahan.

Dospem sering kali mengatakan, "Jangan terburu-buru. Selesaikan dengan baik." Di sini mahasiswa diajarkan bahwa kualitas lebih penting daripada sekadar cepat selesai. Kesabaran dan ketelitian menjadi kunci.

Interaksi yang Mengubah Cara Pandang

Obrolan dengan dospem juga sering kali mengubah cara pandang mahasiswa terhadap proses belajar. Mereka belajar bahwa skripsi bukan sekadar syarat kelulusan, tetapi sebuah proses pembelajaran yang mendewasakan.

Ketika dospem memberikan masukan, mahasiswa belajar untuk tidak melihatnya sebagai kritik yang menjatuhkan, tetapi sebagai kesempatan untuk berkembang.

Interaksi ini juga mengajarkan tentang bagaimana menghadapi otoritas dengan cara yang profesional. Dospem bukan sosok yang harus ditakuti, tetapi dihormati. Ketika mahasiswa mampu berkomunikasi dengan baik, menerima kritik dengan lapang dada, dan terus berusaha memperbaiki diri, di situlah mereka tumbuh menjadi individu yang lebih matang.

Lebih dari Sekadar Mahasiswa

Pada akhirnya, obrolan paling mahal ini bukan tentang seberapa cepat mahasiswa bisa lulus atau seberapa sempurna skripsi mereka. Ini tentang perjalanan menjadi lebih dewasa, lebih bijaksana, dan lebih bertanggung jawab.

Ketika mahasiswa akhir berbicara dengan dospem, mereka tidak lagi sekadar "mahasiswa," tetapi individu yang sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan kehidupan setelah kampus. Nasihat, pelajaran hidup, dan doa yang diberikan dospem menjadi bekal berharga untuk menghadapi dunia yang sesungguhnya.

Jadi, jika kamu adalah mahasiswa akhir yang sedang berjuang menyelesaikan skripsi, ingatlah bahwa setiap obrolan dengan dospem bukanlah sekadar pertemuan biasa. Ada nilai-nilai kehidupan yang terselip di dalamnya, menunggu untuk diserap dan diterapkan di masa depan.

Pena Narr, Belajar Mencoret...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun