Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Inklusivitas yang Salah Kaprah, Apakah Masyarakat Siap untuk Benar-Benar Terbuka?

23 September 2024   00:05 Diperbarui: 23 September 2024   00:12 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi inklusivitas | Image by Satuguru.id/Abah Dede

Apakah masyarakat kita siap untuk benar-benar melakukan perubahan struktural ini? Banyak yang setuju secara konsep, tetapi dalam praktiknya, keengganan untuk beradaptasi sering kali menjadi penghalang.

Menuju Masyarakat yang Benar-Benar Inklusif

Pertanyaan penting yang harus kita ajukan adalah bagaimana kita bisa menjadi masyarakat yang benar-benar inklusif?

Pertama, kita perlu mengakui bahwa inklusivitas adalah proses yang berkelanjutan. Ini bukan tujuan yang bisa dicapai dalam semalam, tetapi perjalanan panjang yang membutuhkan kesadaran, empati, dan keterbukaan untuk terus belajar.

Kita harus bersedia mendengarkan mereka yang selama ini tidak memiliki suara dan memberikan ruang bagi mereka untuk berpartisipasi dalam percakapan sosial.

Kedua, inklusivitas membutuhkan tindakan nyata. Ini berarti lebih dari sekadar kata-kata atau simbolisme, tetapi melibatkan perubahan nyata dalam cara kita berinteraksi dengan orang lain, baik secara individu maupun dalam kapasitas institusional.

Di tempat kerja, misalnya, ini berarti memberikan pelatihan inklusivitas yang mendalam, menyediakan aksesibilitas yang setara, dan memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan untuk berkembang.

Akhirnya, inklusivitas sejati membutuhkan keberanian untuk berubah. Masyarakat kita harus siap untuk melepaskan norma-norma usang yang membatasi pertumbuhan sosial dan siap menerima bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan ancaman.

Hanya dengan cara ini kita bisa menuju masyarakat yang benar-benar inklusif di mana semua orang, tanpa kecuali, merasa diterima, dihargai, dan didukung untuk menjadi versi terbaik diri mereka sendiri.

Pena Narr Belaja, Mencoret...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun