Malam itu, kedai kopi menjadi saksi dari diskusi yang membuka mata. Kami menyadari bahwa perasaan tidak pantas atau minder hanyalah ilusi yang diciptakan oleh pemikiran yang terlalu fokus pada pencapaian orang lain. Di meja kecil itu, di tengah tumpukan tugas dan cangkir kopi yang mulai kosong, kami belajar untuk menerima diri sendiri, apa adanya.
Tak terasa saat jam menunjukkan pukul dua dini hari, kami berkemas untuk pulang. Meskipun tugas kuliah belum sepenuhnya selesai, ada beban yang terasa lebih ringan di hati. Malam itu, aku dan teman-teman belajar untuk tidak lagi merasa kecil di tengah lingkungan sosial yang besar. Sebab, pada akhirnya, setiap dari kami berhak untuk berada di sana.
Pena Narr, Belajar Mencoret...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H