Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kopi, Sahabat, dan Pikiran yang Mengembara

22 September 2024   02:46 Diperbarui: 22 September 2024   02:51 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi secangkir kopi di sudut kota | Image by Freepik

Malam itu, kedai kopi menjadi saksi dari diskusi yang membuka mata. Kami menyadari bahwa perasaan tidak pantas atau minder hanyalah ilusi yang diciptakan oleh pemikiran yang terlalu fokus pada pencapaian orang lain. Di meja kecil itu, di tengah tumpukan tugas dan cangkir kopi yang mulai kosong, kami belajar untuk menerima diri sendiri, apa adanya.

Tak terasa saat jam menunjukkan pukul dua dini hari, kami berkemas untuk pulang. Meskipun tugas kuliah belum sepenuhnya selesai, ada beban yang terasa lebih ringan di hati. Malam itu, aku dan teman-teman belajar untuk tidak lagi merasa kecil di tengah lingkungan sosial yang besar. Sebab, pada akhirnya, setiap dari kami berhak untuk berada di sana.

Pena Narr, Belajar Mencoret...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun