Orangtua dengan pola asuh permisif cenderung tidak terlalu ketat dalam mengawasi aktivitas anak. Mereka lebih percaya pada kemampuan anak untuk menentukan sendiri apa yang baik dan buruk.
3. Penekanan pada Kebahagiaan Anak
Orangtua lebih berfokus pada membuat anak bahagia dalam jangka pendek daripada mempersiapkan mereka menghadapi konsekuensi jangka panjang.
4. Sedikitnya Konsekuensi
Saat anak melanggar aturan atau menunjukkan perilaku yang tidak pantas, orangtua cenderung tidak memberikan konsekuensi yang jelas. Sebaliknya, mereka mungkin akan lebih memaklumi kesalahan anak.
Keuntungan Pola Asuh Permisif
Walaupun sering dikritik, pola asuh permisif bukan berarti tanpa manfaat. Bagi beberapa anak, kebebasan yang diberikan bisa menjadi lahan subur untuk menumbuhkan kreativitas dan rasa percaya diri.
Anak-anak dengan orangtua permisif seringkali merasa didengarkan dan dihargai. Mereka cenderung merasa lebih dekat dengan orangtua mereka karena minimnya otoritas dan tekanan dari aturan yang kaku.
Selain itu, kebebasan yang diberikan bisa membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Dengan sedikitnya aturan, anak dipaksa untuk membuat keputusan sendiri lebih awal dan bertanggung jawab atas pilihan mereka, meskipun hal ini tidak selalu berjalan mulus.
Risiko Kebebasan Tanpa Batas
Namun, di balik manfaat yang terlihat, terdapat banyak risiko yang mengintai. Kebebasan total tanpa adanya batasan yang jelas seringkali menimbulkan masalah pada perkembangan anak.
Pertama, tanpa aturan yang jelas, anak dapat kesulitan memahami batasan sosial yang ada. Mereka mungkin merasa bahwa mereka dapat melakukan apa saja tanpa memperhitungkan konsekuensi terhadap diri mereka sendiri atau orang lain. Ini dapat berdampak buruk pada pembentukan disiplin diri dan rasa tanggung jawab.